Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Wanita Sang Penguasa Dapur

[Artikel 44#, kategori wanita] Di dalam dapur, tidak boleh ada 2 penguasa. Khususnya wanita. Makanya tidak heran, diantara menantu dan mertua, pasti ada yang saling mengalah. Jika tetap bersama, entahlah saya tidak tahu haha.

Istilah ini baru saja saya temukan saat rumah kedatangan pemilik utamanya (ortu) bulan April kemarin. Ada pemandangan yang terasa janggal karena saya pikir mereka terlihat sangat akrab apabila sedang bersama.

Ternyata saat di dapur, mereka malah tidak bersama. Jika bersama pun, ada momen-momen tertentu. Saya pikir mereka memiliki konflik, ternyata istilah sang penguasa barus saya sadari di sini.

Tidak boleh ada 2 penguasa

Apakah ini kodratnya? Saya tidak tahu. Saya belum mencari istilah ini dan apakah berhubungan langsung dengan situasi yang saya alami. Namun dari sudut pandang saya, memang tidak boleh ada 2 penguasa di dalam dapur.

Lupakan dengan pandangan menantu berbakti atau mertua yang peduli. Dapur ibarat medan perang yang membutuhkan kekuatan dan hal-hal tidak masuk akal.

Apabila dipaksakan, akan terjadi chaos. Saya tidak ingin menggambarkan seperti apa itu. Yang pasti yang saya alami, mungkin tidak terjadi pada orang lain.

Maka sangat penting saat pria menikah, ia harus memiliki rumah sendiri. Atau setidaknya, pergi dari rumah untuk menetap bersama sang istri yang dicintai.

Alasannya, yaitu tidak boleh ada 2 pemimpin di dalam dapur. Semua hal akan terjadi di sana apabila mereka bertemu. Bayangan kemesraan atau berbakti tidak akan terjadi.

Jika memang harus tetap tinggal satu atap, pekerjaan asisten rumah tangga. Itu adalah solusi yang saya lihat meski itu akan ditolak mentah-mentah apabila ingin menghemat pengeluaran.

...

Sebagai orang yang belum menikah dan berada pada situasi sebagai pengamat, pikiran saya awalnya ternyata salah. Keduanya, menantu dan mertua alasan mereka tidak bersama di dalam dapur bukan karena saling tidak suka.

Melainkan sifat alami yang ditunjukkan setiap wanita di muka bumi ini. Jika dipaksakan, maka akan terselut sumbu konflik yang awalnya kecil kemudian perlahan menjadi besar. 

Tidak semua wanita mengalaminya memang, ini hanya sebagian saja. Maafkan apabila saya salah memaknai sudut pandang ini.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya