Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Debut Sepatu Futsal Merah

[Artikel 157#, kategori futsal] Selasa malam, 12 November, akhirnya saya debut dengan sepatu baru berwarna merah yang sebelumnya selalu dengan si biru. Tidak baru-baru amat karena ini hibahan dari sesama rekan futsal. Beruntung perjalanan futsal saya masih dikelilingi orang baik.

Perjalanan si biru akhirnya harus terhenti hari ini karena rusaknya sudah begitu parah. Masa bolong di tengah?! haha...

Ngomongin soal si biru, ini juga hibahan dari sesama rekan futsal sejak tahun 2021. Biasanya dipakai pada hari Selasa yang lapangannya tipe interlock. 

Kalau Kamis dan Senin beda lagi sepatunya karna tipe lapangannya adalah rumput. Untuk rumput, saya juga punya sepatu lainnya yang juga hibahan. Duh, beruntungnya.

Debut si merah

Malam debut, malam selasa, saya membawa 2 sepatu sebenarnya. Si biru dan si Merah. Hanya saja, saya masih menyukai si biru karena si merah yang dihibahkan masih saya simpan dulu.

Apalagi saat diberi beberapa hari sebelumnya, kondisi si Merah juga tidak seutuhnya sempurna. Ada bagian di sisi bawah yang harus di lem dulu biar lebih nyaman dipakai.

Namun karena saya belum mengelemnya, jadi hanya niat membawa saja dan mengantisipasi apabila si biru benar-benar rusak.

Dan ternyat feeling saya benar. Si biru sudah tidak bisa digunakan lagi setelah sempat bermain beberapa babak. Bukan hanya kondisinya yang sudah tidak baik, tapi beberapa kerusakan juga sudah sulit apabila tetap diperbaiki.

Ketimbang diperbaiki, akhirnya saya mengeluarkan si merah untuk dipakai dan debut hari itu. Sungguh perasaan yang berbeda dan tentu, luar biasa karena kondisi si merah memang jauh lebih baik.

...

Perjalanan futsal saya masih diberi nafas panjang. Saya pikir akan memakai sepatu futsal tipe rumput jika si biru memang sudah tidak layak pakai. Mau tidak mau lagi bila mengingat kondisi keuangan juga.

Namun Tuhan punya cara sendiri agar saya tetap bersemangat bermain futsal. Umur hanya hitungan angka, stamina jangan dicoba. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat