Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Debut Sepatu Futsal Merah

[Artikel 157#, kategori futsal] Selasa malam, 12 November, akhirnya saya debut dengan sepatu baru berwarna merah yang sebelumnya selalu dengan si biru. Tidak baru-baru amat karena ini hibahan dari sesama rekan futsal. Beruntung perjalanan futsal saya masih dikelilingi orang baik.

Perjalanan si biru akhirnya harus terhenti hari ini karena rusaknya sudah begitu parah. Masa bolong di tengah?! haha...

Ngomongin soal si biru, ini juga hibahan dari sesama rekan futsal sejak tahun 2021. Biasanya dipakai pada hari Selasa yang lapangannya tipe interlock. 

Kalau Kamis dan Senin beda lagi sepatunya karna tipe lapangannya adalah rumput. Untuk rumput, saya juga punya sepatu lainnya yang juga hibahan. Duh, beruntungnya.

Debut si merah

Malam debut, malam selasa, saya membawa 2 sepatu sebenarnya. Si biru dan si Merah. Hanya saja, saya masih menyukai si biru karena si merah yang dihibahkan masih saya simpan dulu.

Apalagi saat diberi beberapa hari sebelumnya, kondisi si Merah juga tidak seutuhnya sempurna. Ada bagian di sisi bawah yang harus di lem dulu biar lebih nyaman dipakai.

Namun karena saya belum mengelemnya, jadi hanya niat membawa saja dan mengantisipasi apabila si biru benar-benar rusak.

Dan ternyat feeling saya benar. Si biru sudah tidak bisa digunakan lagi setelah sempat bermain beberapa babak. Bukan hanya kondisinya yang sudah tidak baik, tapi beberapa kerusakan juga sudah sulit apabila tetap diperbaiki.

Ketimbang diperbaiki, akhirnya saya mengeluarkan si merah untuk dipakai dan debut hari itu. Sungguh perasaan yang berbeda dan tentu, luar biasa karena kondisi si merah memang jauh lebih baik.

...

Perjalanan futsal saya masih diberi nafas panjang. Saya pikir akan memakai sepatu futsal tipe rumput jika si biru memang sudah tidak layak pakai. Mau tidak mau lagi bila mengingat kondisi keuangan juga.

Namun Tuhan punya cara sendiri agar saya tetap bersemangat bermain futsal. Umur hanya hitungan angka, stamina jangan dicoba. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh