Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Belum Genap Setahun Pemakaian, MacBook Air Terpaksa Dijual Juga

[Artikel 9#, kategori laptop] Lagi-lagi dipaksa keadaan. Tangan dermawan sang kawan pun yang sempat memberi nafas, seakan tidak berarti kala perangkat kesayangan beralih tangan. Menyesal, sedih, kehilangan, semua jadi satu. Tapi, saya juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Akhirnya saya memberanikan diri menghubungi seseorang yang saya baru kenal beberapa bulan lalu saat menginstall ulang laptop si bungsu. Saya sangat deg-degan bukan karena ia adalah pria, meski berharap perempuan, saya khawatirnya belum mengikhlaskan jika jadi MacBook yang saya pakai benar-benar terjual kepadanya.

Peralihan ke Chromebook

Dalam beberapa waktu belakangan sebelum kehilangan, ada semacam proses yang akan membuat saya percaya apa yang saya lakuin adalah benar.

Semenjak kedatangan laptop ASUS Chromebook, ulasannya sudah ada di blog dotsemarang, sudah dari saat itu sinyal kehilangan sudah terasa.

Apalagi dibuat nyaman dengan menggunakan OS Chrome yang ada pada ASUS Chromebook yang saya pakai. Laptop berukuran layar 15 inci ini hanya dipinjamkan untuk buat review, sehingga akan segera pergi juga dari meja kerja saya nanti.

Masih belum keluar dari lingkaran utang pinjol

Alasan utama saya kembali menjual perangkat kerja saya masih terkait dengan pinjaman online atau pinjol. Saya tidak bisa munafik. Dan itu memang sangat berdampak sekali untuk saya yang hanya mengandalkan aktivitas blogging dalam mencari rejeki.

Andai mungkin saya bekerja di perusahaan atau PNS, mungkin lain cerita lagi. Dengan pemasukan rutin tiap bulan, penggunaan pinjol malah tidak masalah sama sekali.

Di sini, nasib saya saja yang apes. Tidak ada pemasukan sama sekali membuat beban pendapatan saya terguncang. Ditambah pinjol yang tiap bulan harus dibayar. 

Selain itu saya juga tidak menyangka jika kehidupan saya mendadak berubah 180 derajat. Dulu saya bisa percaya diri dengan aktivitas blogging saya karena ada dukungan keluarga di belakang. 

Kini, semua sudah berakhir. Ya meski masih punya tempat kerja yang layak di rumah. Hanya saja keuangannya sudah tidak seperti dulu lagi.

Faktor ini yang sangat mempengaruhi karena kebutuhan sehari-hari saya juga sulit terpenuhi. Jangan heran bila bertemu saya dengan keadaan yang terlihat lebih kurus menjelang akhir tahun. Kata 'kurus' sangat sering saya dengar ketika ketemu rekan maupun kenalan yang disematkan kepada saya.

...

MacBook Air adalah salah satu barang mewah yang saya miliki selain hape ASUS Zenfone 5 yang umurnya sudah lebih dari 5 tahun. Hapenya sekarang super lemot dan sering panas, padahal dipakai baru sebentar.

Laptop tersebut membantu saya dalam aktivitas blogging hampir setahun. Padahal saya sudah bertekad tidak akan menjualnya karena laptop ini didapat atas pertolongan teman. Saya jadi orang yang tidak bisa menjaga amanah pada akhirnya.

Terima kasih laptop MacBook Air.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh