Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Futsal Perdana di Bulan November 2024

[Artikel 156#, kategori futsal] Ingatan masa kecil mendadak keluar begitu saja kala menanti apakah akan turun hujan atau tidak sore ini, Senin tanggal 4 November 2024. Ya. ini adalah futsal perdana bulan November. Cuacanya sepertinya bakal turun hujan?

Futsal perdana bulan ini jatuh pada hari Senin. Sepertinya ini kabar yang menyenangkan buat saya yang akhir-akhir ini semakin menderita karena upaya yang dilakukan belum maksimal.

Seperti biasa, saya mengengkol pedal sepeda menuju lapangan. Entah sudah berapa lama akhirnya saya kemana-mana memakai sepeda tiap ke tempat futsal. Saya jadi ngebayangin motor yang sering kali dipakai, meski akhirnya kembali ke pemilik aslinya.

Main hari Senin, rekan-rekannya adalah para PNS. Saya kagum dengan mereka karena masih menyempatkan berolahraga setelah bekerja seharian di Pemerintahan. Itu tidak mudah, kecuali memang orang-orang yang menyukai hobi berolahraga seperti futsal.

Melihat langit yang begitu gelap, bukannya khawatir saya malah senang. Maklum, bermain di lapangan sambil hujan-hujanan akan mengingatkan saya di masa kecil tiap main bola sambil hujan-hujanan.

Apakah hari ini akan merasakan kenangan tersebut? Sayangnya, hingga azan maghrib berkumandang telah selesai, hujan yang dinanti tak kunjung tiba.

Beberapa anak-anak terlihat ingin masuk dan bermain juga. Kami tahu keinginan tersebut, namun kami tidak bisa langsung memasukkannya begitu saja.

Setelah semua dirasa selesai, kami mempersilahkan anak-anak tersebut bermain dengan waktu yang masih tersisa hingga 10 menitan sebelum bunyi bel tanda lapangan selesai disewa.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat