Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Makan Enak di Awal Tahun 2025

[Artikel 21#, kategori kuliner] Setelah berbulan-bulan hanya makan nasi dan tempe, akhirnya saya bisa menikmati kemewahan dengan menu Nasi Goreng Sosis, plus ayam. Perasaan yang luar biasa yang ingin saya ungkapkan sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang diberikan.

Senin menjelang siang (20/1), saya tidak bisa menolak ajakan pemilik rumah yang ingin pergi ke Cimory on The Valley, Bawen. Dibalik keengganan tersebut karena waktunya nggak tepat dan mendadak pemberitahuannya, ternyata ada makanan enak yang terselip.

Syukurlah bahwa saya pergi. Anggap saja relaksasi yang biasanya hanya di depan laptop seharian, kini berwisata dan bersenang-senang. Santai sedikit lah.

Makanan mewah tahun 2025

Saya selalu mencoba melihat sisi lain ketika dihadapkan dengan persoalan yang datang menghampiri. Dan kali ini sukses, saya dapat traktiran makan mewah di restoran Cimory yang saat kami tiba malah hujan deras.

Suasana dingin yang sudah tercermin dari kawasannya terasa lebih dingin dengan turunnya hujan. Ditambah suara-suara petir yang menggelegar, saya makan harap-harap cemas sambil nutupin kuping. Ya, petirnya sangat apa (mengerikan).

Akhirnya setelah menunggu beberapa saat, hidangannya tiba. Alhamdulillah saya katakan dalam sanubari terdalam. Jika mengingat perjuangan ke belakang, rasanya ingin nangis hanya melihat Nasi Goreng yang ada di hadapan.

Terima kasih, Allah SWT. Dan terima kasih keluarga kecil pemilik rumah. 

...

Sayangnya saat perjalanan pulang, saya diberi cobaan. Hape yang saya beli di bulan Desember, baru-baru ini, kena lindes ban kendaraan setelah keluar parkir dari Rumah Sakit.

Sepertinya Tuhan mau saya lebih bersyukur lagi dan mengingatnya lebih dalam lagi. Setelah diberi kenikmatan, saya ditampar dengan kenyataan. Mau gimana lagi. Iphone 6s yang dibeli dengan tujuan investasi malah rusak parah. Ada-ada saja cobaan awal tahun 2025.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Perjalanan Pulang Pergi ke Hotel The Wujil Resort & Conventions