Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Selamat Tahun Baru 2025

[Artikel 146#, kategori catatan] Melelahkan, begitu kata yang saya gunakan di postingan terakhir tahun 2024 di Instagram. Bukan saja menggambarkan kehidupan yang saya alami, tapi juga pagi hari sebelum malam tahun baru masih sempat bermain mini soccer. Jadinya itu benar-benar melelahkan.

Tidak ada momen tahun baru yang dapat saya ceritakan. Sama seperti tahun 2024, hanya saja kali ini kondisinya berbeda sedangkan cuacanya kurang lebih sama. Ya, malam tahun baru cuaca Kota Semarang ditemani hujan. Meski sepertinya gerimis tipis-tipis.

Pesta tahun baru

Jika tahun lalu ada keluarga besar yang datang, maka kali ini tidak ada. Hanya saja, pesta malam tahun baru tetap diadakan oleh keluarga kecil di rumah.

Mereka bahkan mengajak keluarga kecil lainnya yang mungkin rekan sejawat kerja atau teman kuliah dulu. Kondisi rumah tidak sesunyi biasanya. Apalagi suara anak-anak memberi kesan tersendiri yang begitu heboh.

Dan untunglah, saya tipe orang yang mudah tidur dengan kondisi apapun. Kecuali saat ingin buang air kecil, ini pasti sedikit menganggu.

Tak ada sisa makanan, atau hidangan dari perayaan mereka. Saya di rumah hanyalah bayangan saja. Jadi tidak masalah diperlakukan begitu, toh, saya juga tidak melakukan apa-apa untuk mereka.

Perjuangan dimulai

Tahun 2025 saya menatapnya sangat serius. Perjalanan yang rasanya tidak mudah, apalagi semenjak rejeki diputus. Saya harus berjuang sendiri bagaimana untuk bertahan hidup.

Saya masih beruntung masih bisa memiliki tempat tinggal meski sekarang kondisinya juga sangat mengkhawatirkan dari sisi komunikasi dengan penghuni rumah lainnya.

Saya sadar bahwa pria yang dulu menghormati dan mengharga saya sudah berbeda. Ternyata menikah dapat mengubah kesadaran tersebut. Tidak heran tiap baca komik selalu dikatakan wanita menakutkan. Satu ucapannya bisa mengguncang dunia, bahkan sikap baik seorang pria.

Sebagai manusia saya sadar bahwa saya bukan siapa-siapa. Tahun 2025 hanya perlu bertahan sekuat tenaga dan berjuang sekuat-kuatnya.

Doa saya tahun 2025 adalah semoga keberuntungan selalu menyertai perjalanan yang saya jalanin.

Selamat tahun baru, sehat selalu dan sampai jumpa tahun depannya lagi.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya