Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Ketika Tidak Ada Acara, Pekerjaan Saya Tetap Jalan, Tapi


[Artikel 92#, kategori blogger] Perasaan saya seolah kehilangan. Beberapa bulan terakhir, saya benar-benar menikmati kesibukan yang berhubungan dengan pekerjaan saya sebagai pemilik blog dotsemarang. Sepertinya saya menyukai bahasa pemilik ini ketimbang bloger.

Hampir satu minggu, saya rindu aroma kamar mandi. Tempat yang selalu identik saya jadikan spot ganti pakaian karena bersepeda sebagai alat transportasi.

Berkeringat, lelah dan rasa haus selalu pulih lebih cepat ketika mendatangi sebuah acara. Harga diri saya selalu terangkat ketika hadir dalam sebuah momen.

Meski kadang juga, hanya sekotak cemilan dan mabuk darat yang saya ingat jadi kenangan buruk ketika datang ke acara yang mengundang saya sebagai pemilik blog.

Tetap mencari

Meski kehilangan semangat, saya tak ingin larut dalam euforia kebangaan yang dampaknya saya semakin sombong. Saya tetap mencari konten, agar blog dotsemarang selalu terisi.

Sebagai pemilik blog yang berjuang tanpa adsen atau iklan apapun, kerja keras adalah hal utama. Memikirkan pendapatan seperti yang lain hanya membuat saya kehilangan motivasi.

Beda orang, beda keberuntungan. Ini jalan saya, maka saya harus berjuang untuk membukanya lebar-lebar dan terus berlari.

...

Sebagai pemilik blog, rutinitas yang begitu saya nikmati ketika kehilangan hal tersebut rasanya benar-benar hampa. Gairah yang menggebu-gebu saat pegangan tangan dengan seorang wanita, seolah biasa saja.

Semoga perasaan ini lekas terobati. Sebelum berpikir terus menerus resah, saya harus mempersiapkan diri saja dulu. Agar siap nantinya saat kesempatan datang lagi.

Pada akhirnya, saya pun juga merasakan. Bahwa tidak semua acara bisa saya datangi atau dapatkan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh