Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Ketika Tidak Ada Acara, Pekerjaan Saya Tetap Jalan, Tapi


[Artikel 92#, kategori blogger] Perasaan saya seolah kehilangan. Beberapa bulan terakhir, saya benar-benar menikmati kesibukan yang berhubungan dengan pekerjaan saya sebagai pemilik blog dotsemarang. Sepertinya saya menyukai bahasa pemilik ini ketimbang bloger.

Hampir satu minggu, saya rindu aroma kamar mandi. Tempat yang selalu identik saya jadikan spot ganti pakaian karena bersepeda sebagai alat transportasi.

Berkeringat, lelah dan rasa haus selalu pulih lebih cepat ketika mendatangi sebuah acara. Harga diri saya selalu terangkat ketika hadir dalam sebuah momen.

Meski kadang juga, hanya sekotak cemilan dan mabuk darat yang saya ingat jadi kenangan buruk ketika datang ke acara yang mengundang saya sebagai pemilik blog.

Tetap mencari

Meski kehilangan semangat, saya tak ingin larut dalam euforia kebangaan yang dampaknya saya semakin sombong. Saya tetap mencari konten, agar blog dotsemarang selalu terisi.

Sebagai pemilik blog yang berjuang tanpa adsen atau iklan apapun, kerja keras adalah hal utama. Memikirkan pendapatan seperti yang lain hanya membuat saya kehilangan motivasi.

Beda orang, beda keberuntungan. Ini jalan saya, maka saya harus berjuang untuk membukanya lebar-lebar dan terus berlari.

...

Sebagai pemilik blog, rutinitas yang begitu saya nikmati ketika kehilangan hal tersebut rasanya benar-benar hampa. Gairah yang menggebu-gebu saat pegangan tangan dengan seorang wanita, seolah biasa saja.

Semoga perasaan ini lekas terobati. Sebelum berpikir terus menerus resah, saya harus mempersiapkan diri saja dulu. Agar siap nantinya saat kesempatan datang lagi.

Pada akhirnya, saya pun juga merasakan. Bahwa tidak semua acara bisa saya datangi atau dapatkan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun