Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Ketika Bloger Disamakan dengan Netizen


[Artikel 89#, kategori bloger] Sungguh terlalu bila ada lagu bang Rhoma yang terdengar di telinga melintas begitu saja. Bloger meski bagian dari masyarakat pengguna internet yang disebut Netizen, tidak semua dapat disamaratakan. 

Bloger memiliki dunia yang berbeda karena sudah dibekali banyak pengetahuan seperti jurnalis, pemasaran, menulis, etika online dan masih banyak lagi. Mungkin harus dikoreksi dulu, pendapat Anda.

Tiba - tiba saja jadi jengkel dalam sebuah acara yang menyebut bloger itu bla .. bli..blu.. Seolah semua sama, namun reaksi keras saya ini hanya saya bagikan kepada rekan-rekan bloger yang lain yang juga hadir di acara. 

Menyindir orang tersebut yang merupakan jurnalis senior tak ada untungnya. Itu hak dia dan sebagai bloger yang juga sering menyampaikan pendapat lewat tulisan, saya hanya ingin memahami sudut pandang yang dilemparkan dalam sesi diskusi tersebut.

Itu segelintir oknum 

Saya pikir ketika ada orang-orang yang berulah sebaiknya menggunakan istilah oknum. Karena bila semua dianggap sama, maka itu tidak baik. Menyebut istilah bloger, meski dalam ruang lingkup sebuah acara, tetap saja menyinggung semua bloger yang berada di luar acara juga.

Bukan di negara kita, negara luar juga. Banyak bloger yang saya kenal berjuang dengan kerja keras. Mereka mendedikasikan sesuatu yang akhirnya menjadi sebuah passion. Bloger juga sering berkorban untuk usahanya agar dianggap lebih baik.

Gambar : Ilustrasi
....

Saya tidak tahu seberapa berpengaruhnya istilah bloger dengan beliau. Namun saya harap, tidak semua dipukul rata bahwa bloger melakukan hal sama.

Orang yang menyebut diri sebagai bloger sekarang itu sangat mudah. Namun tidak semua bloger dapat dikatakan bloger hanya memiliki sebuah blog.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng