Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Hape Endorsan ini Cuma Pinjaman


[Artikel 42#, kategori catatan] Saya mengerti betapa irinya melihat seseorang memiliki sesuatu yang kita tidak miliki. Apalagi barang endors atau sponsor, itu sesuatu banget bila memikirkan harga nilai belinya. Apakah kamu berpikir seperti orang tersebut? 

Saya beruntung terakhir kali ke Jakarta, acara launching Asus, saya membawa hape terbaru yang hari itu baru dilaunching. Bangga, senang dan khawatir. Mengapa tiba-tiba saya memasukkan kata khawatir di sana?  

Hape yang saya bawa kali ini bukan diberi seperti waktu sebelumnya saat menghadiri acara yang sama. Kali ini diberitahukan dari awal bahwa hape boleh dibawa tapi bukan untuk milik pribadi, alias dipinjamkan sebagai bahan review di blog.

Apakah khawatiran ini bakal berdampak kurang maksimal?

Tentu saja. Saya khawatir takutnya barang hilang, lecet atau dicuri karena saya sangat mencolok saat acara tiba - tiba memiliki hape baru atau lebih dari satu. 

Belum lagi ketika barang akhirnya menjadi sesuatu yang ingin dimiliki selamanya karena keseringan merawat dengan penuh kasih sayang. Jangan-jangan, saya nggak sanggup ketika akhirnya barang ini kembali kepada perusahaannya.

Rasa khawatir ini tentu masih banyak lagi. Rasa bangga yang selalu membawa hanya terlihat buruk buat mereka yang merasa saya sangat beruntung. Pemikiran seperti itu sering saya dengarkan saat menjadi celoteh dalam sebuah acara. Apakah saya sombong?

Gambar : Zenfone 4 Selfie Pro
Hp ini hasil foto-fotonya dapat dilihat di Instagram dotsemarang

Artikel terkait :

Komentar

  1. Masih mending laaaah dapat 'pinjam' begitu, biasanya ada penyusutan penggunaan barang, lama-lama bisa dimiliki :D qiqiqiqiqiq ...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya