Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Hape Endorsan ini Cuma Pinjaman


[Artikel 42#, kategori catatan] Saya mengerti betapa irinya melihat seseorang memiliki sesuatu yang kita tidak miliki. Apalagi barang endors atau sponsor, itu sesuatu banget bila memikirkan harga nilai belinya. Apakah kamu berpikir seperti orang tersebut? 

Saya beruntung terakhir kali ke Jakarta, acara launching Asus, saya membawa hape terbaru yang hari itu baru dilaunching. Bangga, senang dan khawatir. Mengapa tiba-tiba saya memasukkan kata khawatir di sana?  

Hape yang saya bawa kali ini bukan diberi seperti waktu sebelumnya saat menghadiri acara yang sama. Kali ini diberitahukan dari awal bahwa hape boleh dibawa tapi bukan untuk milik pribadi, alias dipinjamkan sebagai bahan review di blog.

Apakah khawatiran ini bakal berdampak kurang maksimal?

Tentu saja. Saya khawatir takutnya barang hilang, lecet atau dicuri karena saya sangat mencolok saat acara tiba - tiba memiliki hape baru atau lebih dari satu. 

Belum lagi ketika barang akhirnya menjadi sesuatu yang ingin dimiliki selamanya karena keseringan merawat dengan penuh kasih sayang. Jangan-jangan, saya nggak sanggup ketika akhirnya barang ini kembali kepada perusahaannya.

Rasa khawatir ini tentu masih banyak lagi. Rasa bangga yang selalu membawa hanya terlihat buruk buat mereka yang merasa saya sangat beruntung. Pemikiran seperti itu sering saya dengarkan saat menjadi celoteh dalam sebuah acara. Apakah saya sombong?

Gambar : Zenfone 4 Selfie Pro
Hp ini hasil foto-fotonya dapat dilihat di Instagram dotsemarang

Artikel terkait :

Komentar

  1. Masih mending laaaah dapat 'pinjam' begitu, biasanya ada penyusutan penggunaan barang, lama-lama bisa dimiliki :D qiqiqiqiqiq ...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh