Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

[Liga Champions] MU 1-2 Sevilla, Gagal Lolos Ke Babak Perempat Final


[Artikel 51#, kategori MU] Sevilla menunjukkan kepada tim siapa mereka dalam 5 tahun terakhir yang sering mengikuti kompetisi Eropa. Sevilla seolah memiliki mental yang levelnya tinggi dan menunjukkan kepada Bos bahwa level tim mereka sudah sekelas Eropa, khususnya Liga Champions. Cih, gaya salah satu tokoh anime yang tidak terima dengan alasan tersebut.

Tidak ada yang tidak sedih ketika tim favorit gagal melangkah lebih jauh, apalagi kalah dihadapan pendukung sendiri. Sangat menyedihkan. Bahkan saya pun tak tertarik dengan berita tentang MU di media sosial maupun berita olahraga pagi harinya.

Kemenangan luar biasa atas Liverpool sebelumnya, seolah memberi kebahagiaan kepada para pendukung mereka bahwa kami (Liverpool) memberi kutukan kepada kalian (MU) untuk tidak lolos. Dan benar terjadi. Tim gagal, dan Liverpool sudah memastikan lolos.

Sebagai pendukung, menyalahkan racikan bos bukan jalan terbaik rasanya kali ini. Banyak mantan punggawa Tim (MU) yang beralih menjadi pundit terus melontarkan kesalahan pada bos, dan memang sebaiknya mereka saja yang punya pengalaman dalam bermain maupun berada dalam kondisi saat mereka dalam tim tersebut.

Lebih baik saya mengambil hikmahnya dari deretan serangan komentator soal permainan tim yang sudah kehilangan identitasnya, yaitu menyerang.

Ya, bila musim ini tim mulus sampai final dan bahkan juara. Mungkin bos akan pergi, seperti hal lumrah yang dilakukannya saat menangani sebuah tim di tahun ketiga selalu pergi.

Itu saja yang saya pegang dan menunggu tahun depan di tahun ketiga bos. Bila tim lebih baik, mungkin Bos dapat bertahan lebih lama. Apapun cara permainannya, saat ini, saya hanya ingin melihat tim menguasai Eropa terlebih dahulu.

Sebagus apapun permainan tapi hanya jalan di tempat, itu juga bukan sebuah kabar bagus tentunya.

Live Tweet 



Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh