Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

[Liga Champions] MU 1-2 Sevilla, Gagal Lolos Ke Babak Perempat Final


[Artikel 51#, kategori MU] Sevilla menunjukkan kepada tim siapa mereka dalam 5 tahun terakhir yang sering mengikuti kompetisi Eropa. Sevilla seolah memiliki mental yang levelnya tinggi dan menunjukkan kepada Bos bahwa level tim mereka sudah sekelas Eropa, khususnya Liga Champions. Cih, gaya salah satu tokoh anime yang tidak terima dengan alasan tersebut.

Tidak ada yang tidak sedih ketika tim favorit gagal melangkah lebih jauh, apalagi kalah dihadapan pendukung sendiri. Sangat menyedihkan. Bahkan saya pun tak tertarik dengan berita tentang MU di media sosial maupun berita olahraga pagi harinya.

Kemenangan luar biasa atas Liverpool sebelumnya, seolah memberi kebahagiaan kepada para pendukung mereka bahwa kami (Liverpool) memberi kutukan kepada kalian (MU) untuk tidak lolos. Dan benar terjadi. Tim gagal, dan Liverpool sudah memastikan lolos.

Sebagai pendukung, menyalahkan racikan bos bukan jalan terbaik rasanya kali ini. Banyak mantan punggawa Tim (MU) yang beralih menjadi pundit terus melontarkan kesalahan pada bos, dan memang sebaiknya mereka saja yang punya pengalaman dalam bermain maupun berada dalam kondisi saat mereka dalam tim tersebut.

Lebih baik saya mengambil hikmahnya dari deretan serangan komentator soal permainan tim yang sudah kehilangan identitasnya, yaitu menyerang.

Ya, bila musim ini tim mulus sampai final dan bahkan juara. Mungkin bos akan pergi, seperti hal lumrah yang dilakukannya saat menangani sebuah tim di tahun ketiga selalu pergi.

Itu saja yang saya pegang dan menunggu tahun depan di tahun ketiga bos. Bila tim lebih baik, mungkin Bos dapat bertahan lebih lama. Apapun cara permainannya, saat ini, saya hanya ingin melihat tim menguasai Eropa terlebih dahulu.

Sebagus apapun permainan tapi hanya jalan di tempat, itu juga bukan sebuah kabar bagus tentunya.

Live Tweet 



Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun