Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Hujan - hujan Berangkat Futsal


[Artikel 17#, kategori futsal] Minggu kedua bulan November, jumat malam tidak bersahabat seperti beberapa hari belakangan yang selalu diguyur hujan. Jadwal futsal tetap lanjut meski khawatir orang-orang sedikit yang datang. Terlambat sih gak masalah, yang penting tetap main.

Semangat..semangat, perasaan itu mampu mengalahkan dinginnya malam yang ditemani hujan yang mengguyur. Lama tidak bersepeda dengan menggunakan jas hujan seharga 10 ribu yang warnanya kuning transparant.

Tiba di sana, lapangan sedang dipakai. Sangat ramai dan membludak, tidak seperti hari jumat biasanya. Saya sampai bingung harus duduk di mana, tempat biasanya sudah penuh sesak oleh mereka.

Beberapa orang tiba, dan itu membuat lega. Semenjak ada WhatApps Grup, memantau rekan-rekan lebih mudah untuk mengajak mereka datang. Meski obrolan di sana banyak tidak nyambung dengan futsal.

Waktu terus berjalan. Waktu sewa 2 jam rasanya sia-sia dibuang. Saya sempat mikir dengan orang yang tidak sampai 10 orang ini, bayar patungan yang biasanya cuma 20 ribu sekali datang bakal lebih mahal. Apesnya, saya tidak bawa uang lebih. Anggaran tiap jumat selalu disisihkan cuma 20 ribu saja.

Kelelahan

Bermain seadanya, cuma 8 orang, tanpa pergantian pemain, rasanya tidak mungkin untuk memberikan permainan terbaik. 

Saya kelelahan. Terlalu semangat bergerak, lari sana - sini, membuat saya jadi pemain paling muda diantara rekan-rekan yang kurang kuat diantara mereka. Padahal umur mereka di atas saya semua.

Semenjak kembali ke lapangan awal tahun, saya belum mampu menjaga kebugaran fisik seperti saat kuliah (umur 25 ke bawah). 

...

Jumat ini saya punya semangat lebih, meski akhirnya hujan yang jadi alasan jadwal futsal tidak berjalan baik hari ini. Saya ingin bermain dengan kaki kiri. Saya ingin mempraktekkan beberapa teknik baru.

Semua pikiran itu tidak terealisasi dengan baik. Hanya sebuah mimpi dan rencana yang gagal.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh