Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Hujan - hujan Berangkat Futsal


[Artikel 17#, kategori futsal] Minggu kedua bulan November, jumat malam tidak bersahabat seperti beberapa hari belakangan yang selalu diguyur hujan. Jadwal futsal tetap lanjut meski khawatir orang-orang sedikit yang datang. Terlambat sih gak masalah, yang penting tetap main.

Semangat..semangat, perasaan itu mampu mengalahkan dinginnya malam yang ditemani hujan yang mengguyur. Lama tidak bersepeda dengan menggunakan jas hujan seharga 10 ribu yang warnanya kuning transparant.

Tiba di sana, lapangan sedang dipakai. Sangat ramai dan membludak, tidak seperti hari jumat biasanya. Saya sampai bingung harus duduk di mana, tempat biasanya sudah penuh sesak oleh mereka.

Beberapa orang tiba, dan itu membuat lega. Semenjak ada WhatApps Grup, memantau rekan-rekan lebih mudah untuk mengajak mereka datang. Meski obrolan di sana banyak tidak nyambung dengan futsal.

Waktu terus berjalan. Waktu sewa 2 jam rasanya sia-sia dibuang. Saya sempat mikir dengan orang yang tidak sampai 10 orang ini, bayar patungan yang biasanya cuma 20 ribu sekali datang bakal lebih mahal. Apesnya, saya tidak bawa uang lebih. Anggaran tiap jumat selalu disisihkan cuma 20 ribu saja.

Kelelahan

Bermain seadanya, cuma 8 orang, tanpa pergantian pemain, rasanya tidak mungkin untuk memberikan permainan terbaik. 

Saya kelelahan. Terlalu semangat bergerak, lari sana - sini, membuat saya jadi pemain paling muda diantara rekan-rekan yang kurang kuat diantara mereka. Padahal umur mereka di atas saya semua.

Semenjak kembali ke lapangan awal tahun, saya belum mampu menjaga kebugaran fisik seperti saat kuliah (umur 25 ke bawah). 

...

Jumat ini saya punya semangat lebih, meski akhirnya hujan yang jadi alasan jadwal futsal tidak berjalan baik hari ini. Saya ingin bermain dengan kaki kiri. Saya ingin mempraktekkan beberapa teknik baru.

Semua pikiran itu tidak terealisasi dengan baik. Hanya sebuah mimpi dan rencana yang gagal.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun