Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Futsal Awal November, Nyaman Dengan Kaki Kidal


[Artikel 17#, kategori futsal] Jumat sebelumnya, saya mencoba menggunakan kaki kiri sebagai kaki dominan dalam permainan. Dan jumat ini (2/11), kembali saya menggunakannya. Dan memang lebih nyaman dengan kaki kiri untuk membawa bola atau melakukan tembakan. 

Saya sangat menyukai awal bulan ini karena berdekatan dengan hari Jumat. Itu artinya, jadwal saya bermain futsal seperti biasanya. Perasaan saya selalu menyenangkan saat bermain dan saya tidak akan melewatkannya.

Apakah saya pemain tipe kidal?

Tidak. Saya tetap kanan sebenarnya. Hanya saja saat berlatih dari muda dulu, saya berusaha menyeimbangkan kemampuan kaki saya. Dan dua-duanya, alhamdulillah dapat digunakan.

Saya tidak berpikir bahwa karena Messi saya menyukai kidal. Bukan-bukan. Sebelum Messi melakukan debut di Barcelona, saya sudah menggunakan kaki kiri dalam bermain yang masih belum populernya futsal.

Dengan kidal, perasaan terasa lebih menyenangkan memang. Ada hal unik yang hanya didapatkan oleh mereka yang menggunakannya.

Belum sebagus kaki kanan untuk mengoper

Meski sudut pandang lebih luas saat membawa bola dengan kaki kiri, saya harus akui bahwa operan belum sesempurna kaki kanan. 

Saat bertanding jumat malam, saya berhasil menyarangkan beberapa gol dengan kaki kiri. Aneh sebenarnya bila saya pikir bahwa kemampuan mencetak gol dengan kaki kiri itu tidak terlalu bagus.

Tapi, itu tetap saja gol. Padahal dengan kaki kanan, kiper lawan tidak mudah dibobol. Apakah karena kaki kiri sulit ditebak atau karena hal lain. 

...

Jumat ini, rekan-rekan futsal datang lebih banyak. Itu artinya, pergantian dua tim sekaligus. Waktu yang biasanya cepat berlalu terasa lebih lama.

Mulai sekarang, saya memastikan diri menggunakan kaki kidal untuk bermain. Seperti melihat wanita yang datang bersama kekasihnya yang bermain futsal, saya yakin rasa nyaman membawa pasangan seperti itu juga perasaan saya menggunakan kaki kiri hari ini.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh