Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Selamat Tahun Baru 2019


[Artikel 54#, kategori catatan] Saya mengawali hari bahagia di hari pertama tahun 2019. Sungguh saya ingin bercerita untuk itu. Namun sebelum saya bagi, entah kapan, saya ingin mengucapkan selamat tahun baru.

Malam pergantian tahun kali ini jatuh pada hari Selasa. Rencanya saya akan pergi meliput sebuah momen yang bakal diingat banyak orang oleh pemkot Semarang. Sayang tidak jadi, cuaca yang tidak bersahabat pun mendukung alasan untuk tidak pergi.

Tahun kelima 

Salah satu alasan kenapa harus menulis blog adalah kita dapat membongkar file lama yang menceritakan tentang apa yang terjadi di masa lalu.

Begitu rupanya, dan saya pun mundur setahun lalu dimana saya menulis apa yang terjadi pada malam pergantian tahun.

Ini adalah Tahun kelima saya menghabiskan malam tahun baru di rumah. Sama seperti tahun lalu momennya, rumah sepi dan orang rumah pada ke Jogja. Ceritanya kok sama yah.

Tidur awal

Apakah hidup saya benar-benar membosankan sampai harus kembali memutuskan tidur awal. Padahal perasaan saya sedang berbunga-bunga malam itu. Perasaan yang lama saya nanti dan kini sudah tiba untuk mengisi.

Pukul 8 malam kurang, saya tertidur dan bangun tepat pukul 12 malam. Suara dentuman dari segala penjuru arah yang saling bertautan seakan menjadi alarm. Ya, saya bangun.

Sempat melihat momen pesta kembang api dari lantai atas. Cuaca masih gerimis saat itu. Menguji performa kamera Zenfone Max Pro M2 sempat berpikir ke sana. Namun pada akhirnya, memotret beberapa kali dan tidak jadi.

Selamat tahun baru

Dari bangun jam 12 malam atau dini hari tersebut, saya sampai paginya tidak tidur. Selalu menjadi pantangan untuk istirahat saat matahari bersinar. Ya, bisa dihitung waktu saya melek hingga kembali istirahat jam 8 malam kurang kembali.

Selamat tahun baru untuk semua orang. Harapan baru, resolusi baru dan mimpi baru. Keinginan yang belum tercapai, semoga dapat tersampaikan di tahun 2019.

...

Tidak ada suka cita berlebihan selain berdoa kepada yang maha Kuasa. Tahajud pertama tahun ini, semoga membuat saya lebih baik mengarungi waktu di tahun 2019.

Selamat datang 2019, selamat tinggal 2018.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh