Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Mendadak Dihubungi, Resiko Menjadi Bloger


Beberapa kali terlibat dalam aktivitas bersama bloger dengan waktu yang tidak masuk akal. Paling cepat dihubungi 1 jam sebelum acara. Risiko memang tapi begitulah dalam dunia blogging yang saya lakukan.

Saya baru selesai makan siang dan itu sangat kenyang hari itu. Chat masuk, dan seseorang bertanya apakah saya bisa ikut dalam aktivitasnya.

Saya pikir sudah menolaknya karena beberapa alasan seperti lokasinya yang bukan kawasan Semarang bawah dan lagi, mengulas tempat makan. Apa tempat makan? Makan lagi, itu pikiran gila saya.

Saya memikirkan keraguan diri saya apakah ingin hadir sekedar membantu karena pernah mengalami hal sama kekurangan orang, atau benar-benar menolak karena alasan di atas sudah mendukung saya untuk tidak pergi.

Akhirnya pikiran itu menyetujui. Meski hanya demi mengisi kuota yang kurang jumlah blogernya, dibalik kata mengisi tersebut, saya hanya ingin menghormati orang yang mengundang.

...

Ya, saya tiba di tempat yang dituju dengan menggunakan transportasi online. Dengan keadaan masih perut kenyang dan mood belum stabil karena persiapan yang benar-benar mepet.

Begitulah dunia blogging yang jalani di kota Semarang. Kadang menyenangkan, kadang pula buat gregetan dan penuh tantangan. 

Harus berani mengambil risiko dan cepat mengambil keputusan. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh