Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Dewasa dalam Diam


[Artikel 18#, kategori cinta] Hari ini saya sangat antusias menjalani rutinitas. Bukan karena acaranya yang menarik atau konten apa yang bakal saya bawa ke blog, tapi perasaan yang sebentar lagi bertemu. Saya sudah tidak sabar menantikannya.

Seperti sebuah lirik lagu yang masih baku lalu disatukan dalam lantunan melodi. Sangat indah, menyenangkan dan antusias penuh harapan.

Pikiran itu menyelimuti perasaan seharian. Ada gairah sendiri yang tidak biasanya. Bertemu orang baru, tempat baru dan lingkungan baru, semuanya seolah menyatu.

Terlalu tinggi berharap

Lagi-lagi saya melupakan hukum alam ketika perasaan bahagia. Daya tariknya yang kuat ikut menarik perasaan sebaliknya. Buruk, tidak nyaman dan membuat saya stress.

Harapan hanyalah harapan. Hambatan yang menghalangi benar-benar tidak dapat diprediksi. Tapi anehnya, saya masih berharap. Padahal halangan itu bisa dijadikan momentum untuk kebahagiaan yang lebih besar berikutnya.

Tidak. Saya jatuh ke dalam harapan besar itu yang berharap perasaan ini tersampaikan. Saya benar-benar terlalu tinggi berharap.

Perasaan tidak nyaman

Akhirnya, perasaan itu tidak bertemu. Tidak menyatu. Tidak jadi bertemu dan memilih diam membisu. Alasan kuat yang digadang-gadang dapat bersatu, hanya angan-angan palsu.

Perasaan tidak nyaman datang juga akhirnya. Perasaan kesal bercampur rasa sedih rasanya seperti saya kenal. Sudah lama tidak merasakannya.

Lewat kata-kata yang dirangkai inilah, perasaan dipaksa keluar dengan harapan mentari saat bersinar lagi sudah menghapus perasaan gelap semalam.

...

Kedewasaan lagi-lagi dipertaruhkan. Tidak ingin menyakiti merupakan alasan untuk tetap menjaga hubungan tetap baik. Ini adalah proses, dan tentu ini masih panjang jalannya ke depan.

Saya harap, saya terus bisa melewati dan tidak menyakiti. Cukup sudah bertahan dengan idealis yang hanya membuat menangis.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh