Pria Tidak Berdaya
[Artikel 87#, kategori Real Madrid] Real Madrid kini berada dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Bagi para penggemar, hasil seri saja sudah terasa seperti sebuah kekalahan. Bayangkan, bagaimana rasanya ketika hasilnya langsung adalah kekalahan telak di kandang sendiri. Rasanya seperti dihukum berkali-kali. Tentu saja, pelatih menjadi sorotan utama. Ada apa dengan Xabi Alonso?
Madrid memang memegang standar yang sangat tinggi dibandingkan klub-klub elite lainnya. Titel mereka sebagai klub terbaik di dunia seolah menjadi beban yang menuntut kesempurnaan di setiap laga.
Saat menjamu Celta Vigo pada Senin dini hari (8/12), performa Madrid terasa stagnan dan tidak menunjukkan perbaikan signifikan. Padahal, sebelum pertandingan ini, mereka baru saja sukses mencukur tuan rumah Athletic Bilbao dengan skor meyakinkan 0-3.
Namun, suntikan semangat dari kemenangan itu seakan gagal memberi stimulan yang berarti bagi Xabi Alonso dan skuadnya untuk meracik komposisi pemain yang efektif. Dalam laga melawan Celta, bahkan terlihat jelas bahwa para pemain Los Blancos sudah kehilangan arah bermain.
Celta Vigo tidak hanya berhasil menghajar Madrid di Santiago Bernabéu, sebuah kandang yang sarat nilai sejarah dan keangkeran, tetapi mereka juga memicu hukuman yang luar biasa bagi tiga pemain Madrid. Keputusan wasit bahkan mengeluarkan tiga kartu merah sekaligus dalam satu pertandingan.
Kondisi seperti ini sungguh sulit dipercaya dan sangat jarang terjadi untuk tim sekelas Real Madrid. Bahkan Barcelona, saat bertandang ke Bernabéu, tidak mampu berbuat banyak, namun kini Madrid justru keok di tangan Celta Vigo.
Dengan catatan buruk sudah tiga kali kalah selama mengarungi kompetisi ini, posisi Xabi Alonso sebagai pelatih kini dipertanyakan. Saya yakin, petinggi Madrid tidak akan diam saja melihat keadaan klub yang, meskipun masih berada di posisi ke-2 klasemen sementara, namun perjalanannya sudah mulai tersendat-sendat sebelum pergantian tahun.
Kompetisi masih sangat panjang dan berbagai turnamen elite lainnya juga pasti akan menghadang laju Sang Raja. Jelas, diperlukan sebuah keputusan besar yang segera diambil oleh manajemen klub.
Sebagai seorang penggemar, tentu saya merasa sangat aneh melihat kondisi ini. Alonso yang datang dengan portofolio kepelatihan yang sangat mentereng dari Jerman, mendadak terlihat mandek dalam menangani skuad bertabur bintang milik Madrid.
Pertandingan besar berikutnya melawan Manchester City akan menjadi penentu krusial bagi kelanjutan karir Alonso. Apakah ia akan dipecat atau justru dipertahankan.
Alonso mungkin memiliki keunggulan dari sisi kepelatihan taktis, namun dari sisi manajemen pemain dan psikologis tim, sepertinya masih ada kekurangan yang signifikan. Sistem permainan yang ingin ia bangun sebagai strategi tim malah terlihat seperti membelenggu potensi dari sebagian pemain kunci.
Belum lagi masalah krisis pemain yang didera cedera, Xabi Alonso terlihat belum mampu menempatkan pemain cadangan di posisi yang benar-benar sesuai dengan potensi mereka. Dan masih banyak lagi faktor non-teknis lainnya.
Jika dalam laga melawan Manchester City besok Madrid kembali menelan kekalahan, maka hampir dipastikan kita akan segera mengucapkan selamat tinggal pada Xabi Alonso.
Kursi panas kepelatihan Madrid akan menjadi perbincangan utama dalam minggu-minggu ke depan, dan saya harus mengakui, ini adalah salah satu momen paling menegangkan bagi klub.
📝 Gambar cover : Militao tidak dapat menyelesaikan babak pertama saat bermain karena cedera.
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar