Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Ada Media Buzzer di Film Indonesia?


Jarang-jarang nih melihat tim media buzzer disebutin dibagian akhir film (saat habis dan layar hitam). Mungkin saya saja yang jarang melihat hingga bagian akhir sebuah film, setidaknya saya jadi tahu sekarang betapa pentingnya posisi tersebut.


Istilah buzzer mungkin ada yang tidak tahu. Tenanglah, itu bukan sesuatu yang menakutkan. Malah menyenangkan karena hasilnya bisa berupa uang maupun benda-benda kenangan.

Saya beberapa kali pernah menjadi buzzer meski tidak begitu dikatakan itu wah. Setidaknya, saya pernah mencicipi. Buzzer secara singkat adalah orang-orang yang bermain media sosial dan dibayar untuk main-mainnya tersebut.

Soal dibayar, itu karena media sosial yang digunakan biasanya diikuti ribuan followers dan punya pengaruh sendiri terhadap pengikutnya. Sebut saja twitter yang masih disukai banyak orang.

Film Indonesia?

Mungkin film Single karya Raditya Dika tidak akan perlu menaruh tim media buzzer pada bagian akhir filmnya. Ya karena Dika sendiri adalah salah satu buzzer yang sangat berpengaruh bila menengok jumlah followersnya.

Postingan ini sendiri terinspirasi dari film 'Ketika Mas Gagah Pergi' yang kamis kemarin sudah saya tonton dan sudah juga direview. Baca DI SINI kalau mau.

Nah, film tersebutlah yang menaruh Media Buzzer diantara deretan nama jabatan dan kru yang biasanya ada pada bagian akhir film dengan layar hitamnya.

Perkembangan film Indonesia saat ini memang sedang bagus-bagusnya, terlepas beberapa film yang lain turun cepat. Entahlah, apakah mereka kurang buzzer untuk membantu mempromosikan film mereka?

Pengaruh buzzer

Tujuan akhir menggunakan jasa buzzer sebuah film adalah penonton yang ramai-ramai pergi ke bioskop. Sedangkan harapan dari sisi marketingnya adalah promosi biar orang-orang yang saat ini menggandrungi media sosial jadi tahu dan tertarik.

Jadi jangan heran ketika ada akun twitter yang ngomongin itu-itu mulu tiap hari dengan kalimat yang sama dalam konteks mempromosikan sesuatu. Mereka disebut buzzer. Dan penggeraknya tentu ada tim dari perusahaan atau siapapun itu.

...

Ada yang sempat terkecoh bahwa postingan ini kudet alias kurang update. Kalau ada syukur deh, terima kasih sudah membaca.

Tenang, bukan soal cerita buzzernya yang ingin saya kupas. Tapi tentang film-film Indonesia yang sekarang sudah memasukkan tim buzzer diantara nama-nama pemain, sutradara, bintang tamu, creative editor, penata cahaya dan sebagainya dibagian akhir setelah film usai.

Ya, menyenangkan juga rasanya ketika ini sudah ada. Main media sosial seolah tidak sia-sia bagi mereka yang serius untuk menampilkan jati dirinya sendiri dengan hal-hal positif dan berinteraksi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Jalebi, Film India Tentang Indahnya Cinta Bila Bisa Melepaskannya