Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Menjadi Posesif



Saya jadi ingat tentang kesalahan saya soal hubungan bila mengaitkan dengan posesif. Niatnya sebenarnya baik, kadang rasa penasaran dan tidak menemukan jawaban yang benar serta sedikit bumbu trauma, membuat hubungan yang terbina dengan sangat baik akhirnya kandas. Saya mengakui hal tersebut.


Masih melengkapi postingan tentang 'Cancer', kali ini saya memposting salah satu sifat kurang baiknya zodiak berlogo kepiting ini. Ya, soal posesif. Ini sangat merugikan sekali.

Contohnya

Salah satu hubungan yang hancur, mungkin saya yang melakukannya, adalah saat berhubungan jarak jauh dengan seorang. Posisinya adalah saya mempercayai dia, dan tiba-tiba sulit dihubungi.

Saat sulit dihubungi, ia atau temannya sedang mengunggah keberadaan mereka sedang melakukan kegiatan. Saya percaya dengan dia karena dasarnya LDR memang demikian.

Semua berubah drastis hanya hitungan jam. Ia tidak ada kabar. Dihubungi susah, dan alternatifnya bertanya pada teman. Kabar baiknya, ia tidak apa-apa. Kabar buruknya, ia bersama para pria yang diakui sebatas teman.

Panik? Tentu saja. Apalagi ia sulit dihubungi dan bersama para pria yang tidak saya tahu. Saya mencoba menghubungi lebih dari 5x dan tetap tak ada jawaban. Dan dari situlah, saya tahu emosi mengalahkan kosentrasi menjadi orang baik.

Mungkin dari sudut pandang wanita, ia tidak mau buat saya khawatir. Atau, tidak ingin diganggu. Merasa kurang dipercayai. Terlalu lebay menanggapi dan lainnya.

Maksud hati membicarakan untuk pergi pulang kembali, malah terjadi seperti mengancam dengan penuh sakit hati. Hasilnya sangat ketebak. Hubungan yang lama pun seolah tak berarti karena sang lelaki terlalu posesif.

Sifat Cancer

Posesif atau keinginan untuk memiliki dan takut kehilangan yang berlebihan memang sangat sangat merugikan untuk mereka yang menjalin hubungan. Saya melihatnya demikian yang mencoba belajar dari pengalaman.

Seperti yang saya kutip berikut ini ;

Cancer adalah karakter yang independen, tidak suka tergantung dengan orang lain. Tapi ketika menjalin hubungan asmara mereka jadi sangat ketergantungan pada kekasihnya. Semakin dalam perasaannya kepada seseorang, mereka semakin menjadi posesif sehingga membuat pasangannya merasa tertekan.

Menyesal yang tak berguna

Ketika semua sudah terjadi, sebenarnya saya berharap dia tidak pergi dan memperjuangkan hubungannya. Ternyata tidak. Ia setuju dengan kata-kata 'mengakhiri hubungan'. Ia sangat sangat tertekan.

Sebagai pria dan manusia, melakukan kesalahan terkadang memuncak pada saat itu. Setelah beberapa hari, semua kembali mereda. Sayangnya, menyesal sudah tidak berguna lagi. Kita tetap tak dapat melanjutkan hubungan meski sebagai teman kita tetap bertahan. Saya tidak menyukai kata teman untuk ini.

Bukan ingin dimengerti, tapi tolong dipahami

Lho, kok sama artinya. Hehe... lupakan. Maksudnya gini, suatu hari bila kamu menemukan pasangan seperti ini, cobalah memahami mengapa pasanganmu melakukannya. Apakah kamu sudah menyelami dirinya sejauh yang kamu tahu. Atau dia sangat trauma dengan rasa kehilangan.

Bila pertama kali kamu mengalami jangan buru-buru menyetujui apa yang dikatakan bila soal putus. Jangan menyerah seperti pasanganmua. Ingat, sayang bukan sekedar amarah, tapi sayang juga sebuah merelakan.

Namun bila itu sering kali dilakukan dan membuatmu merasa lelah, maka kamu boleh meninggalkan. Yang jelas cari tahu alasannya terlebih dahulu.

Saat saya mengakhiri hubungan, warga cancer, tidak begitu mudah untuk mendapatkan calon pasangan baru. Untuk pengalaman saya, karena wanita yang saya sukai, ia sudah berkali-kali memiliki pasangan setelah saya. Padahal ia bilang mau fokus (alasan anak SMA).

...

Buat yang masih percaya zodiak seperti saya, generasi 80an atau apa saja, jangan terlalu posesif meski itu sudah mendarah daging karena sifat ini kenyataannya demikian. Memang sulit berpikir saat pasangan yang kita sayangi tiba-tiba tidak mengabari atau jalan sama seseorang. Sabar, dan tinggalkan ponsel atau pergi dari waktu yang terjadi.

Pahami, sekali kalimat sakti keluar dari mulut, kamu akan menyesal mengatakannya. Apalagi hubungan jarak jauh atau hubungan yang terjalin sangat romantis dengan rentang waktu yang lama.

Buat mereka yang memiliki pasangan posesif atau zodiak cancer, saya atau kita tidak bermaksud demikian bahwa kita sangat sangat marah atau marah semarah-marahnya. Yang ada dalam pikiran saya atau kita adalah kami benar-benar menyayangimu dan tidak ingin terulang kembali sesuatu yang pernah hilang. Artinya kami sangat mencintaimu.

*setiap orang tentu memiliki pengalaman yang berbeda, jadi jangan dihantam rata.

Referensi : Wolipop
Gambar : Google



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh