Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Kebanjiran Konten Tanpa Menciptakan Konten


Facebook kini bisa menjadi perusahaan yang setiap harinya kebanjiran konten, tanpa harus menciptakan konten sedikit pun. Sesuatu yang diharapkan oleh seorang blogger tentu adalah konten. Tapi ini, ah tidak.


Tentang paragraf pertama diatas saya dapatkan inspirasinya dari majalah Marketing edisi Januari 2016. Ya, menggelitik sih mengingat tren tahun 2016 adalah konten tetap nomor 1.

Liga Blogger Indonesia Kebanjiran konten

Gara-gara kalimat tersebut, saya memikirkan Liga Blogger yang sedang berjalan saat ini. Pasti sudah tahukan? Lewat tema-temanya serta tantangannya, LBI tanpa sadar kebanjiran konten tanpa menciptakannya. Ada sih, sedikit. Tapi kurang lebih sama dengan facebook.

Konten-konten yang dibuat oleh 40 blogger, dikali 2 posting total 80 postingan, tentu membuat mesin pencari seperti google kelimpungan tiap pekannya. Apa sih ini, begitu kira-kira pikiran mereka.

Apakah ini menguntungkan bagi LBI sendiri? Bagaimana dengan bloggernya? Ah, mereka sendiri yang pasti bisa menjawabnya. Saya sih ikut-ikut saja (baca; lelah karena melihat 80 postingan tiap pekan).

Bahagia itu

Disatu sisi mungkin saya akan mengeluh karena saya memang manusia biasa. Namun disatu sisi lain saya merasa senang. Konten yang diciptakan peserta memang banyak, meski begitu setidaknya mereka punya sisi konten menarik yang ada pada blog mereka.

...

Suatu hari saya juga mau seperti facebook dari sisi iklan. Semoga saja, ada yang mau pasang iklan karena konten-konten tersebut. Harus jadi perusahaan? Semoga saja kelak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh