Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Kebanjiran Konten Tanpa Menciptakan Konten


Facebook kini bisa menjadi perusahaan yang setiap harinya kebanjiran konten, tanpa harus menciptakan konten sedikit pun. Sesuatu yang diharapkan oleh seorang blogger tentu adalah konten. Tapi ini, ah tidak.


Tentang paragraf pertama diatas saya dapatkan inspirasinya dari majalah Marketing edisi Januari 2016. Ya, menggelitik sih mengingat tren tahun 2016 adalah konten tetap nomor 1.

Liga Blogger Indonesia Kebanjiran konten

Gara-gara kalimat tersebut, saya memikirkan Liga Blogger yang sedang berjalan saat ini. Pasti sudah tahukan? Lewat tema-temanya serta tantangannya, LBI tanpa sadar kebanjiran konten tanpa menciptakannya. Ada sih, sedikit. Tapi kurang lebih sama dengan facebook.

Konten-konten yang dibuat oleh 40 blogger, dikali 2 posting total 80 postingan, tentu membuat mesin pencari seperti google kelimpungan tiap pekannya. Apa sih ini, begitu kira-kira pikiran mereka.

Apakah ini menguntungkan bagi LBI sendiri? Bagaimana dengan bloggernya? Ah, mereka sendiri yang pasti bisa menjawabnya. Saya sih ikut-ikut saja (baca; lelah karena melihat 80 postingan tiap pekan).

Bahagia itu

Disatu sisi mungkin saya akan mengeluh karena saya memang manusia biasa. Namun disatu sisi lain saya merasa senang. Konten yang diciptakan peserta memang banyak, meski begitu setidaknya mereka punya sisi konten menarik yang ada pada blog mereka.

...

Suatu hari saya juga mau seperti facebook dari sisi iklan. Semoga saja, ada yang mau pasang iklan karena konten-konten tersebut. Harus jadi perusahaan? Semoga saja kelak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya