Sudah akhir pekan lagi, dan siap berganti bulan dari Januari ke Februari. Pagi ini matahari terlihat sangat cerah. Tapi jangan terkecoh akan kecerahannya, beberapa hari ini hujan selalu terjadi sore menjelang malam. Hari ini saya mau cerita tentang pria usia 30 tahun, seperti sebuah kecemasan saja haha...
Kemarin saya nemu lagi artikel tentang pria-pria yang menikah diatas 33 tahun. Mereka para selebriti dan bintang Korea Drama yang filmnya tahun ini semakin banyak saya lirik untuk ditonton.
Ketika berharap usia 30 ingin menikah, saya dihadapkan dengan dilema bagaimana memberi makan dan mencukupi kebutuhan hidup pasangan. Selain soal seks yang bisa saya jamin, mungkin dilema sebenarnya diluar itu.
Pekerjaan yang masih nggak jelas
Bila aktor pria drama Korea punya segalanya, seperti tampang, popularitas, hingga kekayaan tentu ini kebalikan dari hidup saya saat ini. Menjadi blogger ternyata tidak mudah. Pekerjaan ini malah mirip seperti freelancer yang akan terlihat menyenangkan jika mendapatkan proyek, sisanya mungkin makan mie bungkus adalah alternatif.
Berjuang bersama, saya pikir artikel itu bermanfaat (pernah baca gitu). Tapi, sampai sekarang saya belum menemukan seseorang yang mau diajak berjuang bersama. Mau kencan saja semisal nonton, itu pun perlu dibayarin. Mau makan malam pun perlu mengeluarkan uang. Malu dong, yang pedekate siapa yang bayar siapa?
Akhirnya, pulang ke rumah hanya mendapat kantong dompet tidak bersisa. Padahal ngumpulin recehan nunggu job datang. Ia kalau laris manis, kalau manis pahit (beberapa bulan). Kesenangan dapat membawa seorang wanita hanya sesaat. Setelah nonton atau makan malam, jangankan menghubungi? Kirim pesan saja mereka malas (awal ditolak secara halus).
Selain harta dan wanita, ini yang saya banggain
Sebenarnya saya kalau hitung-hitungan tanggal kelahiran, maka saya masih 29 tahun. Masih beberapa bulan lagi untuk mengatakan selamat datang pria umur 30 tahun.
Bila artis saja dapat menjaga kondisi tubuhnya seperti pria muda, maka saya pun berharap demikian. Beberapa pria dewasa yang berumur diatas 30 yang single sepertinya sudah tidak dapat menjaga kondisi tubuhnya. Ya, perut besar menunjuk cermin.
Katanya pria buncit di usia tua itu adalah tanda kemakmuran. Sugesti itu tentu ingin saya pangkas bahwa saya belum makmur. Memang saya tidak punya 2 kriteria pria sejati di usia 30, yaitu harta dan wanita. Setidaknya, saya punya satu kebanggaan bahwa perut saya masih belum terlalu buncit.
Kondisi ini seolah memberitahukan bahwa saya menjaganya dengan baik. Rajin berolahraga, dan tetap semangat. Itu diluar dari bentuk fisik saya sebenarnya.
...
Matahari terus memancarkan sinar terangnya dibalik jendela kamar. Apakah akhir pekan ini cerah? Beberapa pekerjaan rumah sudah menunggu seperti
Liga Blogger Indonesia. Agenda akhir pekan di Semarang juga sedang ramai menutup Januari.
Menjadi pria yang keluar dari pakem, standarnya, mengejar mimpi, kadang terlihat menyedihkan. Ia terlihat pekerja keras, berwibawa, dan rendah diri. Tapi semuanya tak ada apa-apanya ketika dihadapkan dengan persoalan wanita dan harta.
Mungkin yang membuat tersenyum dirinya sendiri adalah saat bercermin dan melihat sisi perutnya. Ya, saya masih muda dan tidak buncit. Bahagia itu adalah saya sangat bangga dengan kondisi saya saat ini.
Mari kita piknik!
Gambar : Google ( Film Oh my Venus)
nice post :)
BalasHapus