Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Liga Blogger Indonesia Musim Ke-4/2016 Dimulai Juga


Tak terasa setahun berlalu dan akhirnya kembali bertemu. Ya, Liga Blogger Indonesia yang sebelumnya tidak ingin saya teruskan kembali hadir tahun ini. Semoga hadirnya LBI terus memberikan motivasi lebih kepada blogger dan tentu, menyambungkan tali silaturahmi.


Masih dengan konsep yang sama, durasi waktu berbulan-bulan, jadi teman dan kadang lawan, dan tentu harus mengejar poin. Ini kompetisi bukan lagi bicara makna baik dan buruk tentang seseorang menjadi blogger.

Diikuti 40 blogger

Tahun 2016, LBI diikuti sekitar 40 blogger dari beberapa kota di Indonesia. Bila Pontianak yang kemarin mengirimkan personilnya paling banyak, maka session ini kota Medan sepertinya paling ramai.

Dari awal penyelenggaraan LBI memang segmentasi bloggernya bukan blogger selebriti yang selalu hadir dimana-mana. LBI hadir untuk melihat sisi lain dari blogger yang belum eksis untuk menjadi eksis. Karena tren blogger saat ini tidak sekedar menulis sisi pribadi bloggernya saja.

Yang saya sangat sayangkan adalah sebagai tuan rumah penyelenggaraan, Semarang tidak ada mewakili. Sedih sebenarnya bila melihat berbagai komunitas dan blogger yang saya kenal disini begitu besar potensinya. Ya, lagi-lagi ini adalah siklus kehidupan. Kadang diatas dan kadang dibawah.

Masih belum tanpa sponsor

Aneh rasanya bila kompetisi rutin setiap tahun ini dan melibatkan puluhan blogger tidak mendapatkan apresiasi dari sponsor maupun orang-orang/blogger terkenal yang mengenal saya atau LBI ini sendiri.

Ini semacam banyak yang terjadi di negeri ini. Ketika masih dianggap remeh, jangan berpikir akan mendapat lebih. Jangankan remeh, kompetisi ini juga aneh. Padahal saya berharap ini adalah terobosan yang menarik.

Bagaimana saya memantau perkembangan kompetisi ini?

Ikuti saja twitter @LBI2016 atau blog LigabloggerIndonesia.blogspot.co.id atau juga hashtag #LBI2016. Semoga dapat melihat sesuatu yang berbeda dari sini.

Semua serba gratisan

LBI musim ini tidak menggunakan website berbayar. Tapi lebih menggunakan platform gratisan yaitu blogspot. Alasannya karena selain tidak ada sponsor, penyedia layanan ini dulunya yang digunakan LBI adalah salah satu sponsor juga. Sayang, waktu terus berjalan akhirnya disuruh membayar. Semacam promosi diawal lalu sukses kena pajak penghasilan.

Hadiah

Bila hingga akhir kompetisi tidak dapat sponsor, maka yang terjadi seperti beberapa tahun belakangan kompetisi ini digulirkan yaitu menggunakan uang pribadi.

Tahun ini sepertinya bakalan ada gadget yang ingin saya berikan saking banyaknya produk review yang ada pada saya tahun 2015 kemarin. Semoga saja peserta tidak mengeluh karena bukan barang baru.

...

Selamat bertanding peserta LBI 2016. Jangan pikirkan seperti apa dibalik layarnya kompetisi ini atau kurangnya. Tujuan dan niat kalian adalah hal yang penting saat ini. Kalian bisa melihat seperti apa manfaatnya itu sendiri.

Salam

Gambar : ilustrasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya