Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Liga Blogger Indonesia Musim Ke-4/2016 Dimulai Juga


Tak terasa setahun berlalu dan akhirnya kembali bertemu. Ya, Liga Blogger Indonesia yang sebelumnya tidak ingin saya teruskan kembali hadir tahun ini. Semoga hadirnya LBI terus memberikan motivasi lebih kepada blogger dan tentu, menyambungkan tali silaturahmi.


Masih dengan konsep yang sama, durasi waktu berbulan-bulan, jadi teman dan kadang lawan, dan tentu harus mengejar poin. Ini kompetisi bukan lagi bicara makna baik dan buruk tentang seseorang menjadi blogger.

Diikuti 40 blogger

Tahun 2016, LBI diikuti sekitar 40 blogger dari beberapa kota di Indonesia. Bila Pontianak yang kemarin mengirimkan personilnya paling banyak, maka session ini kota Medan sepertinya paling ramai.

Dari awal penyelenggaraan LBI memang segmentasi bloggernya bukan blogger selebriti yang selalu hadir dimana-mana. LBI hadir untuk melihat sisi lain dari blogger yang belum eksis untuk menjadi eksis. Karena tren blogger saat ini tidak sekedar menulis sisi pribadi bloggernya saja.

Yang saya sangat sayangkan adalah sebagai tuan rumah penyelenggaraan, Semarang tidak ada mewakili. Sedih sebenarnya bila melihat berbagai komunitas dan blogger yang saya kenal disini begitu besar potensinya. Ya, lagi-lagi ini adalah siklus kehidupan. Kadang diatas dan kadang dibawah.

Masih belum tanpa sponsor

Aneh rasanya bila kompetisi rutin setiap tahun ini dan melibatkan puluhan blogger tidak mendapatkan apresiasi dari sponsor maupun orang-orang/blogger terkenal yang mengenal saya atau LBI ini sendiri.

Ini semacam banyak yang terjadi di negeri ini. Ketika masih dianggap remeh, jangan berpikir akan mendapat lebih. Jangankan remeh, kompetisi ini juga aneh. Padahal saya berharap ini adalah terobosan yang menarik.

Bagaimana saya memantau perkembangan kompetisi ini?

Ikuti saja twitter @LBI2016 atau blog LigabloggerIndonesia.blogspot.co.id atau juga hashtag #LBI2016. Semoga dapat melihat sesuatu yang berbeda dari sini.

Semua serba gratisan

LBI musim ini tidak menggunakan website berbayar. Tapi lebih menggunakan platform gratisan yaitu blogspot. Alasannya karena selain tidak ada sponsor, penyedia layanan ini dulunya yang digunakan LBI adalah salah satu sponsor juga. Sayang, waktu terus berjalan akhirnya disuruh membayar. Semacam promosi diawal lalu sukses kena pajak penghasilan.

Hadiah

Bila hingga akhir kompetisi tidak dapat sponsor, maka yang terjadi seperti beberapa tahun belakangan kompetisi ini digulirkan yaitu menggunakan uang pribadi.

Tahun ini sepertinya bakalan ada gadget yang ingin saya berikan saking banyaknya produk review yang ada pada saya tahun 2015 kemarin. Semoga saja peserta tidak mengeluh karena bukan barang baru.

...

Selamat bertanding peserta LBI 2016. Jangan pikirkan seperti apa dibalik layarnya kompetisi ini atau kurangnya. Tujuan dan niat kalian adalah hal yang penting saat ini. Kalian bisa melihat seperti apa manfaatnya itu sendiri.

Salam

Gambar : ilustrasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh