Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Ini Passionku!


Menyenangkan rasanya ketika melakukan apa-apa sesuai passion atau minat. Rasa lelah, kurang percaya diri, dan seabrek persoalan hilang terkikis begitu saja. Saya terharu mendengarnya.


Sore itu, langit cerah, aktivitas weekend saya habiskan dengan nonton K-Drama. Entah mengapa sifat ini jadi menarik akhir-akhir ini. Sempat ada kalimat motivasi dari sebuah film yang membuat saya agak galau sedikit. Bunyinya,

Ketika kamu masih bisa menghabiskan waktu dengan menonton televisi, kamu sama saja berarti mengubur mimpi-mimpimu.

Teng... begini burukkah aktivitas saya akhir pekan ini. Tapi itu sesaat, saya sudah kembali mengganti episode baru.

Terharu

Gambar diatas bagi sebagian orang tentu sudah tak asing. Pentolan gank 'Causeway' ini sedang menikmati masa-masa indahnya menempuh pendidikan S1 nya yang kali ini punya cerita baru dan alhamdulillah, ia menyukainya.

Sore itu saat ia mengerjakan beberapa tugas kuliahnya, saya melihat waktu beberapa tahun lalu tentang bagaimana ia sangat bosan dan malas berkuliah. Kini melihatnya lebih semangat terkadang membuat saya terharu dan bangga juga.

Sempat saya godain tentang semangat belajarnya tersebut, dan ia menjawab 'Ini passionku!' Begitulah jawaban singkatnya tentang semangatnya kali ini. Dan bahkan sudah menentukan waktu lulusnya dengan percaya diri.

...

Beberapa tahun lagi saat membaca ini, semoga tidak hilang atau terhapus, saya pasti menitikkan air mata. Tidak mudah hidup di Semarang kala itu. Bahkan, saya harus banyak kehilangan orang-orang yang saya sayangi. Semoga Almr. Teddy senang juga mendengar kabar ini.

Sekarang, bagaimana dengan saya kedepan? Mari menghadapinya saja. Lakukan yang terbaik hari ini, seolah besok sudah tak terlihat kembali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh