Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Ini Passionku!


Menyenangkan rasanya ketika melakukan apa-apa sesuai passion atau minat. Rasa lelah, kurang percaya diri, dan seabrek persoalan hilang terkikis begitu saja. Saya terharu mendengarnya.


Sore itu, langit cerah, aktivitas weekend saya habiskan dengan nonton K-Drama. Entah mengapa sifat ini jadi menarik akhir-akhir ini. Sempat ada kalimat motivasi dari sebuah film yang membuat saya agak galau sedikit. Bunyinya,

Ketika kamu masih bisa menghabiskan waktu dengan menonton televisi, kamu sama saja berarti mengubur mimpi-mimpimu.

Teng... begini burukkah aktivitas saya akhir pekan ini. Tapi itu sesaat, saya sudah kembali mengganti episode baru.

Terharu

Gambar diatas bagi sebagian orang tentu sudah tak asing. Pentolan gank 'Causeway' ini sedang menikmati masa-masa indahnya menempuh pendidikan S1 nya yang kali ini punya cerita baru dan alhamdulillah, ia menyukainya.

Sore itu saat ia mengerjakan beberapa tugas kuliahnya, saya melihat waktu beberapa tahun lalu tentang bagaimana ia sangat bosan dan malas berkuliah. Kini melihatnya lebih semangat terkadang membuat saya terharu dan bangga juga.

Sempat saya godain tentang semangat belajarnya tersebut, dan ia menjawab 'Ini passionku!' Begitulah jawaban singkatnya tentang semangatnya kali ini. Dan bahkan sudah menentukan waktu lulusnya dengan percaya diri.

...

Beberapa tahun lagi saat membaca ini, semoga tidak hilang atau terhapus, saya pasti menitikkan air mata. Tidak mudah hidup di Semarang kala itu. Bahkan, saya harus banyak kehilangan orang-orang yang saya sayangi. Semoga Almr. Teddy senang juga mendengar kabar ini.

Sekarang, bagaimana dengan saya kedepan? Mari menghadapinya saja. Lakukan yang terbaik hari ini, seolah besok sudah tak terlihat kembali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya