Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Membangun Merek Bernama Negara dan Hubungannya dengan Semarang


[Artikel 9#, kategori Majalah] Sebenarnya saya lebih tertarik dengan tema cover majalah Marketing edisi Juni 2017 kali ini tentang generasi milenial muslim. Ini bertepatan dengan bulan puasa kemarin. Tapi saya malah tertarik dengan pembahasan membangun merek bernama negara. Karna ini juga, akhirnya saya membelinya. Kira-kira apa yang dimaksud dengan merek negara ini?

Informasi yang disampaikan di halaman yang saya taruh di sini, benar-benar mempengaruhi saya untuk terus membenahi blog yang saya kelola yaitu, blog dotsemarang. Saya ingin terus berbicara tentang kota Semarang yang artinya ini bisa nyambung.

Merek sebuah produk adalah persepsi dalam pikiran konsumen. Persepsi ini menunjukkan asosiasi sekaligus ekspektasi seorang konsumen terhadap merek. Bila dalam halaman ini membahas tentang negara, maka saya coba membahas tentang Semarang. Apa yang dipikirkan tentang merek Semarang?


Banyak sekali persepsi yang terbentuk tentang Semarang, maka saya persilahkan kamu menjawabnya sendiri. Atau berkomentar di bawah (kotak komentar saya).  Dengan memberi sudut pandang bagaimana mengelola persepsi ini, dari majalah ini, kita bisa mempengaruhi seseorang untuk :
  1. Mengunjungi kota Semarang (Pariwisata & Turisme).
  2. Membeli barang-barang dari Semarang (antar kota dan mungkin antar negara).
  3. Investasi modal di wilayah tertentu (contoh terbaru Transmart Semarang).
Ketiga poin di atas, modifikasi dari isi yang ada di halaman dan bisa kamu lihat di bawah ini.


Sampai sini, kita berhenti bicara tentang kota Semarang. Ada yang menarik yang bisa kamu baca di atas ini tentang negara India dan brandingnya. Membaca nama negara ini, saya pasti membayangkan film Bollywood. Meski saya menyukainya, saya sangat prihatin dengan kondisi bioskop di Semarang yang sampai sekarang, saya belum pernah menontonnya secara langsung di bioskop. Apakah minat penontonya kurang ?

Lalu di bawah ini, bagaimana posisi Indonesia dalam rangking Negara Terbaik Dunia 2017. Bila menonton Youtube Presiden Jokowi, beliau selalu mengingatkan bagaimana besarnya negara ini. Terutama sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.

Melihat ranking Indonesia, yang tidak pada posisi bagus, ini jadi PR bersama. Mau bagaimana lagi dan saya hidup di sini, meski belum bisa berbuat banyak.


Kesimpulan

Ini informasi bagus buat saya dan kamu, jika tertarik berbicara kota, tempat tinggalmu yang ingin kamu sering bicarakan. Baik lewat media sosial maupun blog, seperti saya ini.

Sangat penting buat kamu untuk memberikan persepsi-persepsi tentang kotamu agar orang tertarik berkunjung. Apabila yang kamu dengar adalah negatif, maka cobalah gali sisi positifnya. 

Sebagai bloger, informasi merupakan alat yang paling hebat. Tapi saat orang tahu kenyataan yang kita bangun tidak sesuai harapan, maka kita hanya bisa memberi saran dan masukan kepada pihak terkait agar mereka tahu betul masalah yang dihadapi.

Saya harap artikel ini sedikit bermanfaat.
*Alasan saya memasukkan halaman ini agar majalah yang saya beli tetap berharga meski kadaluwarsa.

Sumber : Majalah Marketing edisi Juni 2017

Soal larangan pencopyan isi majalah, saya pernah mengirimkan hal ini ke majalah Marketing yang bisa kamu baca di sini. Bila ke depan ini jadi masalah, saya mohon maaf dan saya akan menarik konten ini.

Artikel terkait :

Komentar

  1. Makasih mas, informasinya sangat bagus. Pas banget aku butuh informasi terkait ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, terima kasih sudah mampir membacanya

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng