Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Pencemburu yang Buruk

[Artikel 3#, kategori pria 34 tahun] Saya sangat membenci mengakhiri bulan Agustus kali ini. Saya tidak tenang. Bahkan terbawa mimpi setelah bangun dini hari. Malam minggu yang diharapkan bahagia, malah menjadi derita karena ingin melihat orang tersayang terus bahagia.

Entah kenapa saya sangat marah hari ini. Rasanya seperti sebuah karma yang harus ditanggung karena menyakini bahwa tidak ada yang namanya persahabatan 2 orang manusia yang berbeda jenis, pria dan wanita. Omong kosong!

Sedekat apapun itu, bahkan mengaku saudara

Ketika mendengar ia bicara dengan mesra bahkan terbiasa kepada pria yang dianggapnya lebih dari teman, di sana saya mulai cemburu.

Bahkan tidak malu, saat ia melakukan video call dengan tetap memakai kata mesra meski hanya sekedar bercanda.

Ada yang salah dengan pikiran saya hari itu. Tapi saya tidak ingin menunjukkan. Karena akan berdampak buruk nantinya.

Saya tahu perasaan cemburu itu wajar. Tapi, melihat ke belakang bagaimana saya datang baru saja dalam kehidupannya ketimbang pria yang sudah lama berteman, saya sudah kalah.

Cemburu saya seolah tidak berarti. Mengapa mempermasalahkan itu ketika tahu masa depan nantinya tetap berjalan sendiri-sendiri.

Saya hanya ingin mengatakan bahwa saya sedang tidak baik-baik saja hari ini. Apalagi penelusuran saya, pria tersebut tidak ragu memasang foto wanita saya hanya berdua. Mereka berteman, mereka bersahabat dan di sana, saya bukan siapa-siapa.

Pencemburu yang buruk

Setelah 6 bulan terlewati, saya pikir malam minggu itu terasa istimewa setelah akhirnya jarak tidak lagi terlampaui. 

Saya ingat betul, kami begitu sulit melewati malam minggu saat hubungan jarak jauh. Kadang bertengkar, kadang menghilang dan kadang pura-pura bahagia.

Kesempatan itu datang yang saya pikir 'akhirnya bisa malam mingguan juga dengan seseorang'. Sayangnya itu tidak terjadi.

Sebagai orang yang percaya zodiak, entah kenapa sugesti pencemburu itu melekat. Saya tidak tahu bagaimana dengan orang lain ketika harapan yang terbungkus rapat, kalah oleh sahabat.

Apakah saya tidak layak atau menganggap itu hal biasa sebelum akhirnya melihatnya lebih banyak paparan mereka berdua saat bersahabat di media sosial.

Mungkin saya yang salah, dan harus mengalah. Sepertinya masa lalu saya mengutuk dan meminta tumbal saat mengaku pertemanan dengan wanita bisa abadi.

Ini kekalahan

Persoalan cemburu seperti DNA pada tubuh manusia. Tidak bisa dihilangkan atau disuruh pergi. Bahkan dibuat mengerti.

Kebahagiannya lebih penting sekarang. Biarkan saya terluka dan menderita. Apalagi sudah dewasa seperti ini, semua harus dimaklumi. 

Ini adalah kekalahan saya hari ini. Saya harap tidak berlanjut hingga ke masa depan dan tidak mengutuk bulan September.

..

Lebih baik diam
Dan menghapus dendam
Tak lagi bicara
Agar tak semakin terluka

Cinta punya batas
Tak harus saling keras
Tak bisa dipaksa 

Artikel terkait :

Komentar

  1. Saya suka quote di foto. Aku senang kau di sini, jika aku tak punya seseorang untuk mengeluh, aku benar-benar akan gila. Saya tahu gimana rasanya gila karena nggak punya seseorang untuk diajak bicara. Saya Capricorn, tapi nggak terlalu percaya zodiak. Saya lebih percaya MBTI.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak juga komentarmu.

      Terima kasih.

      Apa itu MBTI?

      Hapus
    2. Hahaha, maaf mas saya baru ini baca blog pribadi yang menarik. Saya menikmati cerita-cerita mas.

      MBTI, salah satu model tipe-tipe kepribadian (16tipe), menurut saya nggak beda jauh lah sama zodiak tapi lebih akurat. Menurut saya saja sih

      Hapus
    3. Terima kasih, semoga iklan yang ada di halaman ini tidak mengganggumu.

      Oh gitu, saya belum melihatnya. Dari awal tahunya zodiak.
      Suatu hari, saya coba nanti

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Di Balik Layar: Perjuangan Nonton Film Hotel Sakura di Semarang