Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Futsal : Mereka Masih Muda

[Artikel 66#, kategori futsal] Selesai futsal, saya melangkah keluar dengan beberapa pemain. Kami berbincang dengan topik utama tim yang bermain bagus beberapa minggu terakhir ini. Kalimat yang keluar yang tak disangka oleh rekan sesama futsal adalah mereka masih muda dan kuat-kuat.

Seperti adegan film saja ada intronya. Malam ini, Kamis 18 Maret 2021, seperti jadwal biasanya adalah futsal. Karena cuaca sangat cerah, gunakan sepeda adalah pilihan utama. Meski akhirnya selesai futsal ternyata malah gerimis.

Uh sakit!

Saya tiba lumayan tepat waktu. Lapangan yang sebelumnya masih dalam tahap renovasi, sekarang sudah bisa dipakai. Karena waktu main masih belum mulai, lapangan masih disewa tim lain. Kebanyakan si bapak-bapak.

Setelah melakukan pemanasan, saya memilih tim yang sudah lama menghuni lapangan ini. Ibaratnya para senior. Sedangkan lawan adalah orang-orang muda yang salah satu pemainnya sulit ditaklukkan. Monster kalau dideskripsikan ala-ala komik saking hebatnya.

Permainan bertempo lambat. Tim yang bergabung dengan saya bukan saja merepotkan mereka, tapi juga menguasai lapangan. Awal yang bagus untuk memulai pertandingan.

Selain si monster yang harus dihadapi, ada lagi pemain sayap yang patut diwaspadai. Tendangannya sangat keras. Sebagai pemain yang bukan berposisi sebenarnya sebagai kiper, itu menakutkan.

Duppppkkkk!!!

Apa yang ditakutkan terjadi juga. Si pemain sayap bukan saja berkali-kali melepaskan tembakan, malah berhasil membobol duluan, tapi juga berhasil menyarangkan bola ke bagian selangkangan.

Aww sumpah sakit. Bagian pribadi saya nyut-nyutan. Ini memang hanya sebuah permainan dari sesama, tapi namanya sakit, ya sakit.

Butuh lebih dari 10 menit untuk kembali normal. Entah saya mimpi apa semalam hingga sial begini.

Kehujanan

Salah satu keuntungan menjadi kiper adalah mendapatkan jam main yang lebih banyak ketimbang posisi lainnya. Maklum, sekali main kudu ganti.

Bila tim pertama yang saya ikuti berhasil mengimbangi si monster dan kawan-kawan, tim kedua yang bergabung dengan saya ternyata tidak dapat mengimbangi. 

Dan seterusnya, tekanan waktu pertama main tidak berpengaruh pada si monster yang terus membobol gawang yang saya jaga. Duh, sial!

Namun karena si monster juga, tim-tim pada bersemangat semua. Biasanya kalau main dengan lawan yang santai, permainan juga santai dan sambil tertawa. Kali ini pada serius semua. 

Pada akhirnya, tim si monster tetap belum dapat ditaklukkan. Selain jago liuk kanan kiri, visi misi bermain dan ukuran umpannnya juga nggak main-main.

Kalau dikasih umpan ke pemain yang skillnya biasa-biasa, pasti kesempatannya sangat besar untuk membobol. Saya sangat kagum sama si monster.

Dan waktu juga akhirnya yang menghentikan kesenangan saya pada saat melepas posisi kiper. Padahal ingin membobol kiper si monster yang juga termasuk luar biasa. Memang posisi kiper aslinya.

Lampu mulai padam meski musik masih mengiringi seisi ruangan lapangan. Ternyata selama main, hujan sudah turun mengguyur sebagian Kota Semarang.

Ah, sial. Tidak ada bawa jas hujan. Langkah keluar saya di awal cerita bersama beberapa rekan dari lapangan membuat banyak kisah yang bisa didengar.

Kini, waktunya pulang dan berhujan-hujan. Syukurlah, tinggal gerimis saya yang datang menemani hingga saya sampai rumah.

...

Untunglah hari Selasa tidak main karen rekan yang mengajak saya sedang sakit. Saya harap ia lekas sembuh. 

Tidak sabar menunggu hari Kamis lagi.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Halo, Mei 2024