Catatan
Pulang
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
[Artikel 31#, kategori Amir] Menyenangkan bisa pulang. Bertemu orang rumah, keluarga dan mengenang masa silam. Namun pulang jangan disalahartikan. Seolah tanpa beban dan membiarkan keadaan.
Akhir pekan selalu datang dengan penuh harapan. Hari-hari yang sibuk mungkin bisa dimaklumi menjadi alasan ketika tempat tinggal yang dijadikan pijakan malas diperhatikan. Sayangnya, kita hidup tidak sendirian. Ada orang lain yang bekerja keras untuk membersihkan.
Harapan demi harapan selalu sirna tak kala tubuhnya tak bergerak sama sekali. Terkadang malah pergi untuk melepaskan penat dengan pergi ke gunung. Atau sibuk karena pekerjaan belum usai dan menghabiskan akhir pekan tanpa sadar.
Ketika tubuhnya tidak pergi ke mana-mana, harapan itu datang lagi. Sayang kembali sirna dan berakhir menjadi petang. Ia tak melakukan apa-apa juga.
Pulang
Kini, kesempatan datang lagi. Akhir pekan malah pulang. Meninggalkan pekerjaan rumah yang tak mungkin dihandle seorang diri layaknya pembantu yang tak dibayar.
Parahnya, kebiasaan yang bertahun-tahun terus dikatakan juga tak hilang. Berubah, kata saya. Nyatanya air sudah jatuh ke bumi tanpa ada orangnya yang sudah pergi.
Pulang, sebuah harapan yang terpendam buat saya. Namun pulang baginya adalah perasaan dendam saya yang tak akan pernah padam. Akhir pekan yang diharapkan, malah seolah sampah berantakan.
Sial!
Artikel terkait :
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar