Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Indonesia Marketeers Festival 2015 di Semarang



Saya senang sekali dengan perhelatan acara Indonesia Marketeers Festival yang diadakan oleh MarkPlus. Tahun 2015 adalah tahun ketiga acara ini. Meski Semarang menjadi salah satu kota yang disinggahi diantara rangkaian 17 kota tahun ini, sangat disayangkan sekali, saya tidak dapat menghadiri.


Mengusung tema “Making Indonesia WOW! City, Commerce, and Creativity”, acara ini masih menggandeng salah satu perusahaan transportasi yang punya nama baik di Indonesia. Di Semarang sendiri, acara ini berlangsung di Hotel Aston pada tanggal 28 April 2015.

Hashtag yang kurang optimal

Menjelang siang, beberapa pengguna twitter mengetweet acara yang sedang berlangsung tersebut. Hashtag yang digunakan adalah #IMF2015. Ketidakhadiran saya sedikit terobati dengan melihat tweet-tweet yang berlangsung.

Sambil memantau, saya juga mulai membaca statistik hashtag tersebut. Ternyata kurang optimal. Hashtag ini banyak digunakan dibeberapa negara. Salah satunya acara International Monetary Fund Seminars. Silahkan saja search hashtag ini kalau tidak percaya.

Tentu ini jadi pertanyaan tersendiri buat saya. Apalagi hashtag yang digunakan beberapa pengguna sepertinya sudah masuk press release. Mengapa mereka tidak membuat hashtag khusus, mengingat mereka dalam artian memahami soal marketing. Maaf, saya masih hijau untuk mengamati hal seperti ini.

Tentang tiket yang mahal

Selama penyelenggaraan IMF ini, saya adalah orang yang beruntung menjadi bagian acara ini untuk kategori blogger dari kota Semarang. Pekerjaan saya sebagai blogger bersama dotsemarang seringkali memberi saya akses masuk ke setiap acara, seperti acara ini salah satunya.

Sayang, tahun ini blogger sepertinya kurang menarik bagi mereka. Apalagi undangan yang harganya diatas 500 ribu. Saya benar-benar galau memikirkan soal harganya untuk seorang kapasitas saya sekarang.

Alasan sederhana

Awal tahun, beberapa bulan sebelum acara sebenarnya saya mendapat kabar baik buat acara ini. Katanya dotsemarang bisa diajak lagi. Saya menunggu kabar baik itu dari seseorang yang berbicara tersebut.

Saya menunggu hingga akhirnya acara menjelang tiba saya tidak mendapatkan kabar baik tersebut. Wow. Ini catatan menarik tentang perkembangan dotsemarang bagi saya. Menjadi bagian acara ini selama 2 tahun ternyata tahun ini tidak lagi.

Lagi, saya tidak menaklukan kota ini lagi dengan kapasitas yang saya miliki sebagai blogger. Meski masih satu rumpun dengan media sosial, blog sekarang ini memang sedang menurun. Berbanding terbalik dengan socmed yang lain. Ini semacam PR besar buat dotsemarang.

Saya masih punya opsi lain untuk sebuah harapan bisa datang ke acara ini. Saya punya rekan yang bisa membawa saya masuk tanpa membayar tiket, jahat yah. Dan ternyata harapan tinggal harapan. Rekan saya itu sudah nggak punya pengaruh juga ditempat acara ini berlangsung. Gagal total prediksi saya kalau begini.

**Sebenarnya ada bagi-bagi tiket gratis buat acara ini melalui program-program yang bersliwaran di timeline. Tapi, saya nggak punya hasrat buat mendapatkannya. Saya mau mengukur dotsemarang, apakah masih menarik atau tidak.

...

Kembali ke acara ini yang menurut saya luar biasa. Alasan saya mau hadir adalah mendapatkan sesuatu yang baru dari sana. Seperti data-data yang sedang trend dikalangan dunia pemasaran, kembali menyambung tali silaturahmi dengan orang-orang hebat dan menjadi bagian sejarah acara yang ketiga di kota sendiri.

Dan semua itu tidak terjadi. Harapan tersebut mati suri. Meski begitu saya mendapatkan keuntungan dan pengalaman baru lagi. Oh, saya harus kerja keras lagi membangun dotsemarang. Masa di kota sendiri hanya jadi penonton lagi.

Membangun relasi itu mudah ketika ada maksud. Ketika tidak menarik lagi, yah kamu hanya seperti yang lain. Sukses buat acara ini buat beberapa kota lain yang belum didatangin.

Saya berharap, ditiap kota yang didatangi, blogger-blogger bisa hadir. Soal harga tiket, semoga bisa dispensasi dengan pembayaran tweet atau menulis review.

Mengapa harus blogger ikut acara ini? Disana, para marketing hadir dan sudah melek internet. Mereka juga menggunakan media sosial. Dimana, blog merupakan bagian dari media sosial. Termasuk juga bagian pemasaran.

Salam blogger

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh