Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Melihat Sisi Lain Tentang Pasar Johar Dari Media Sosial


Sudah tahu beberapa waktu lalu, Sabtu malam (9/5),  pasar kebanggaan warga Semarang ini terbakar. Pasar yang pernah berlabel terbesar se-Asia Tenggara ini kini hanya terlihat tiang-tiang saja yang berumur ratusan tahun.


Duka yang tak diharap ditengah perayaan hari jadi kota seakan memberi tamparan pedas tentang makna persatuan dan persaudaraan. Sebuah pesan yang sepertinya membuat banyak orang tergerak bersama-sama untuk membantu pasar Johar dan penghuninya kembali seperti sedia kala.

Gerakan media sosial yang mempengaruhi


Save Pasar Tradisional atau kembali belanja ke pasar tradisional beberapa tahun terakhir memang gencar dilakukan. Baik lewat internet maupun pemasangan spanduk di jalan-jalan maupun sekitar pasar.



Sebuah ajakan yang saya lihat tak begitu maksimal bila melihat hanya beberapa akun di media sosial saja yang terlibat. Pasar Johar beruntung memiliki orang-orang yang peduli dengan tagline tersebut. Salah satunya lewat akun JoharSemarang yang selalu memberitahukan informasi seputar pasar yang terletak dekat dengan Kota Lama ini.

Entah, apakah ini sebuah momen yang layak ditunggu atau kebetulan saja, tiba-tiba banyak orang peduli karena pasar kebanggaan mereka mengalami musibah kebakaran.

Semua orang membicarakan pasar ini lewat media sosial, baik akun pribadi, kelompok, pemerintah dan masih banyak lagi. Semua benar-benar peduli saat semua telah terjadi seperti ini.

Bahkan, obrolan dilinimasa berbuah manis dengan terangkatnya 'Pasar Johar' menjadi trending Topik untuk regional Semarang. Saya tak mau bilang ini adalah hebat tapi dalam bahasa marketing media sosial, ini sangat baik. Semua orang kini jadi tahu.

Melahirkan berbagai kreatifitas

Tak dipungkiri semangat membangun dan menolong untuk perbaikan pasar Johar menumbuhkan kreativitas sebagian orang yang memang berkecimpung dibidangnya.

Berbagai desain menarik menggunakan alat olah gambar lewat komputer cukup memberi warna peredaran linimasa yang masih terkait dengan 'Save Johar'. Mereka tak ragu-ragu memaksimalkan potensi mereka guna mengemas sedemikian rupa agar menarik perhatian.

Disatu sisi lain, medan yang hangus dan rusak karena terbakar menjadi tantangan bagi sebagian orang-orang yang menenteng kamera dengan berbagai jenis. Mulai SLR, digital, dan ponsel, semua mendapatkan objek terbaik mereka. Yang saya tahu, mereka melakukannya dengan semangat ingin berbagi tentang suasana yang terjadi dan terbaru.

Gerakan komunitas yang kembali aktif

Kini, beberapa komunitas semarang yang biasanya beraktivitas kurang didengar mulai menarik perhatian karena gerakan mereka untuk pasar Johar. Semangat yang sempat saya lihat hilang mulai kembali menemukan benang merahnya tentang arti berbagi.

Semua bergerak, semua ingin bekerja dan semua ingin berusaha untuk satu tujuan yaitu Pasar Johar kembali Move On seperti sebelumnya. Meskipun pemerintah sudah turun tangan dan berjanji akan segera membenarkan apa yang telah rusak karena musibah ini, mereka tetap berdiri untuk berbagi.

...

Tulisan ini mengambil sudut pandang dari gerakan linimasa yang saya baca setiap hari. Sungguh ironi melihat pasar yang sering saya kunjungi dan teman-teman komunitas yang mencoba mengangkat pamor pasar ini harus rusak dan luluhlantah karena api.

Media sosial kali ini benar-benar terlihat lebih manusiawi, khususnya Semarang yang memiliki komunitas Media sosial yang besar menurut saya. Gerakan mereka adalah kepedulian yang hanya bisa saya apresiasi dan kasih jempol.

Saya berharap, ini tidak terjadi lagi dan cukup ini yang terakhir. Banyak orang kembali peduli ketika semua sudah terjadi. Semangat buat semuanya, apapun tujuannya. Ayo beri semangat buat mereka yang mengembalikan Pasar Johar seperti sedia kala!
Salam blogger


Komentar

  1. Meskipun baru 2kali mengunjungi pasar johar, aku turut sedih juga melihat pasar terbesar kebanggaan semarang ini jadi luluh lantah karna api. Semoga pemerintah cepat mengatasi permasalahan ini, spy para pedagang dapat mmulai aktivitas mata pencahariannya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun