Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Ini Alasan Saya Suka Nonton Naruto Tiap Sore


[Artikel 1#, kategori Anime] Sebagian orang mulai mempertanyakan apa menariknya nonton Naruto. Film Animasi Jepang ini memang sedang menghiasi televisi tiap sore dengan bahasa Indonesia. Kalau mau gampangnya, film ini sudah jauh dari serial aslinya yang banyak beredar di Internet. Mengapa ini menarik?

Sepertinya linimasa tidak menerima saya mengetweet soal Naruto, khususnya wanita. Seolah melihat orang-orang yang menonton film ini belum move on dari sifat anak-anaknya.

Saya paham ini. Karakter animasi memang membuat sebagian orang merasa bagaimana gitu. Bila ditanya saya mengapa masih menonton film ini, maka saya akan jabarkan sedikit alasannya dibawah ini.

Pengisi suara - Bahasa Indonesia

Ini yang membedakan mengapa film yang menggunakan pengisi suara bahasa Indonesia lebih menarik ketimbang teks bahasa Indonesia menurut saya.

Saya memiliki fokus pada semua layar televisi hingga karakter filmnya tanpa terbagi ke teks untuk membacanya lalu melihat sisi emosinya.

Saya menontonnya sejak Naruto kecil

Film ini hampir sama dengan film Dragon ball. Bermula dari kecil lalu dewasa, bertualang dan menemukan jati diri. Terus berlajar mengasah kemampuan dan boom.... kekuatan yang tidak pernah kelihatan berangsur-angsur menjadi kekuatan yang dasyat.

Hehe.. laki-laki senang dengan suasana seperti ini. Ada sisi petualangan dari dalam diri laki-laki yang memicu perasaan merasakan debaran dan kegelisahan tentang apa yang terjadi setelahnya.

Pesan positif

Dari sekian seri yang diputar, film ini tetap mempertahankan tujuannya yaitu tentang arti persahabatan. Disela-selanya, kisah-kisah inspiratif dan motivasi menjadi andalan yang dibalut dengan cerita yang maju mundur.

Film ini bukan tentang bagaimana umur yang menikmatinya alias menontonnya, tapi tentang sesuatu yang mengajarkan banyak hal positif dan tentu, hiburan.

Sedang menunggu akhirannya

Saat ini, tulisan ini ditulis, Naruto sedang berperang dengan kekuatan yang lebih besar. Bila melihat tayangan di Youtube, tayangan di televisi ini sudah begitu tertinggal. Tapi tak apalah, saya menikmatinya.

Gambar : akibanation.com
...

Tiap sore, saya menontonnya bersama orang rumah dan semua laki-laki (saudara). Saya, bahkan rela menghapus jadwal untuk bertemu siapapun atau menulis untuk acara ini.

Apakah ini terlihat parah? Entahlah, saya hanya sedang menikmati pada saat hati saya menginginkannya. Yah, palingan bentar lagi juga bosan.

Jadi, maafkan saya kalau timeline tiap sore harus melihat saya berkicau tentang film Naruto. Ada yang mau nonton bersama saya hari ini? hehe..

Artikel terkait : 

Komentar

  1. nonton dari naruto kecil jadi sekarang mesti tau cerita dewasanya :d

    BalasHapus
    Balasan
    1. belum ini. Soalnya masih jalan *eh hehe

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh