Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Visi yang Kadaluarsa



Negeri ini (baca; kota) sudah terus berkembang. Bisa dilihat dari arus informasinya yang beragam. Tidak lagi dikuasai penguasa yang memegang arus informasi arus utama. Meski harus sama, tetapi ini dianggap wajar untuk sebuah perubahan.

Begitu kira-kira saya memandang negeri ini pagi ini sambil mengayuh pedal sepeda. Saya masih ingat dulu, bagaimana susahnya mendapatkan informasi meski internet sudah dapat dinikmati sebagian kalangan. Termasuk event-event yang menolak datang dengan alasan pasar yang kurang potensial.

Bahkan, kantor-kantor perwakilan penguasa media nasional tidak banyak dan nyaris tak ada di negeri ini. Perih, sedih dan ini semacam tantangan sebelum dotsemarang benar-benar berdiri waktu itu. Jadi, dotsemarang waktu itu berdiri memiliki alasan khusus yang dituangkan dalam Visi misinya.

Visi adalah sebuah mimpi, harapan dan keinginan yang begitu tinggi. Sampai-sampai diharapkan untuk tidak dapat menjangkaunya. Alasannya sederhana, buat apa bermimpi jika mudah menggapainya. Selesai, bingung dan hilang arah.

Kini, seperti putaran roda sepeda ini, negeri yang saya banggain ini sudah semakin ramai. Hadirnya media sosial pun cukup berpengaruh besar. Media-media lokal turut bertumbuh menyajikan berbagai informasi sesuai takarannya masing-masing.

Begitu mudah menyantap informasi sekarang ini. Dan mau tak mau, penguasa media lain sepertinya mulai tertarik dengan negeri ini hingga beberapa kali terlihat terus berekspansi dengan berbagai cara. Hmm..

...

Saya sempat berpikir untuk berhenti bermimpi. Mimpi tentang negeri ini yang ingin lebih dikenal diseluruh penjuru dunia melalui internet.

Hadirnya berbagai media seperti mengatakan bahwa tujuan saya sudah selesai. Negeri ini tidak butuh lagi rasanya. Visi yang kadaluarsa yang mulai luntur mengikuti tren dan perkembangan zaman. Apakah ini berarti saya juga sudah selesai?

Salam blogger

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng