Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Kamis Menantang Matahari



Mungkin ini pilihan hidup yang saya harus terima. Meski kadang saya iri juga dengan mereka yang bekerja di dalam ruangan. Mana ada siang - siang bolong bekerja mengayuh sepeda hanya untuk pergi ke bioskop.

Halo Mentari pagi. Sudah hari kamis rupanya. Ini waktunya menjalani aktivitas rutin. Ngapain? Nonton film Indonesia. Seperti biasa, konten film adalah bagian dari kofindo yang sekarang melebur menjadi satu dengan website dotsemarang.

Rasa malas adalah alasan terbesar untuk menggagalkan aktivitas ini biasanya. Kalau sudah begini, niat saja tidak cukup yang sudah dijadwalkan malam hari sebelumnya.

Selain tantangannya naik sepeda, cuaca kota Semarang memang tiada duanya. Tapi surabaya katanya kurang lebih sama hot nya. Kalau udah begini, saya harus cari ide agar tubuh mau diajak kerjasama. Meski diimingi kalau nggak nonton bisa hemat pengeluaran. Maklum, masih mandiri. Nonton sendiri, bayar juga pakai uang sendiri.

Multivitamin biasanya jadi cara terbaik agar badan kembali segar dan diajak keluar. Kalau nggak, ada minuman isotonik atau minuman penambah semangat. Beberapa waktu belakangan, dari semua jenis yang saya sebut diatas, saya malah suka minum seger dingin. Alasanya?

Badan segar rasanya. Hehe.. ini bukan iklan. Saya hanya murni berbagi tentang aktivitas. Tak perlu dibaca bila tak tertarik. Soalnya saya nggak ada nyuruh juga.

Salam blogger

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun