Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Aku Menemukanmu Kembali

Gambar : Google

Kamu masih tersenyum manis duduk disana. Meski aku tak hiraukan sebelumnya. Aku sudah bilang pada hati ini, jangan dekati kamu yang sudah memiliki pasangan. Siapa sih yang nggak akan marah bila pasangannya diganggu pria lain.

Tiba-tiba kamu menegurku dan mengajakku berbicara. Kamu tahu, aku sebelumnya sudah seperti es batu yang membeku diangka 0 derajat. Tapi entahlah waktu itu, aku benar-benar meleleh dan tidak tahu harus memulainya dari mana. Aku membiarkan diriku terbawa suasana dan berusaha mendekatimu karena suaramu yang pelan.

Aku bahagia waktu itu meski seseorang disampingku, pria berbaju rapi dan kostum kebanggaannya sedang berbicara denganku. Bahkan, ia menyuruhku berani untuk terus mendekatimu. Aku tahu, mas mas ini mendukungku tentang aku dan kamu.

Suaramu membawaku terbang ke langit biru. Suara yang lama terputus setelah sekian lama aku menjauhimu karena kamu sudah memiliki kekasih. Meski sekarang pun juga.

Persetan dengan semua keadaan sekarang. Dengan usiaku yang tinggal menghitung tahun, aku mau mencoba menunggu kesempatan datang bila kamu ingin bersamaku.

Siang itu, dengan tekad dan keberanian tersisa meski lidah ini sangat susah untuk diajak bekerjasama dan semua mata memandangku, aku akhirnya berhasil mendapatkan dirimu yang dulu pernah mengisi hari-hariku.

Komunikasi yang sempat hilang dan kini aku kembali menemukan kebahagiaan itu darimu. Semoga kita berjodoh untuk selanjutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh