Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Aku Menemukanmu Kembali

Gambar : Google

Kamu masih tersenyum manis duduk disana. Meski aku tak hiraukan sebelumnya. Aku sudah bilang pada hati ini, jangan dekati kamu yang sudah memiliki pasangan. Siapa sih yang nggak akan marah bila pasangannya diganggu pria lain.

Tiba-tiba kamu menegurku dan mengajakku berbicara. Kamu tahu, aku sebelumnya sudah seperti es batu yang membeku diangka 0 derajat. Tapi entahlah waktu itu, aku benar-benar meleleh dan tidak tahu harus memulainya dari mana. Aku membiarkan diriku terbawa suasana dan berusaha mendekatimu karena suaramu yang pelan.

Aku bahagia waktu itu meski seseorang disampingku, pria berbaju rapi dan kostum kebanggaannya sedang berbicara denganku. Bahkan, ia menyuruhku berani untuk terus mendekatimu. Aku tahu, mas mas ini mendukungku tentang aku dan kamu.

Suaramu membawaku terbang ke langit biru. Suara yang lama terputus setelah sekian lama aku menjauhimu karena kamu sudah memiliki kekasih. Meski sekarang pun juga.

Persetan dengan semua keadaan sekarang. Dengan usiaku yang tinggal menghitung tahun, aku mau mencoba menunggu kesempatan datang bila kamu ingin bersamaku.

Siang itu, dengan tekad dan keberanian tersisa meski lidah ini sangat susah untuk diajak bekerjasama dan semua mata memandangku, aku akhirnya berhasil mendapatkan dirimu yang dulu pernah mengisi hari-hariku.

Komunikasi yang sempat hilang dan kini aku kembali menemukan kebahagiaan itu darimu. Semoga kita berjodoh untuk selanjutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun