Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Menikmati Mentari Pagi di MAJT


Tiap pagi, manula atau orang tua yang sudah berumur, berkumpul di anak tangga Masjid Agung Jawa Tengah. Mereka hanya mengobrol dengan paparan sinar mentari pagi. Saya kok membayangkan kemana-mana. Apakah seperti ini masa tua saya kelak?

Hidup cepat sekali berubah. Detik ke menit, hari ke bulan, dan tahun ke tahun. Tak sadar, karena kesibukan kita sudah dianggap senior. Perubahan yang lazim, bukan.

Melihat manula yang asyik dengan dunianya tersebut, kok saya jadi kepikiran tentang masa depan. Apakah saya seperti mereka kelak? Apakah mereka masa mudanya seperti saya. Pria yang sebentar lagi menginjak usia 29 tahun ini sedang menikmati aktivitas olahraga jalan kakinya.

Sepanjang jalan, saya selalu tergoda dengan keindahan seorang wanita. Benar kata ibu (asisten rumah tangga), mau jadi apa anakmu kalau kamu nikah di usia 30an.

Saya berusaha menunduk disetiap jalan saat melihat wanita cakep. Bukan, bukan ini jodoh saya. Saya harus sabar. Masih ada tenggak waktu untuk mengejar wanita. Pikiran dalam hati terus berperang mengatakan hal tersebut.

Sambil menghela nafas, saya seharusnya bangga dengan hidup sekarang. Mumpung masih muda dan bisa melakukan yang saya mau, saya nggak mau berakhir dengan status manula yang berpikir kesehatan penting diusia mereka.

Lekaslah berusaha mengenal kesehatan sejak dini. Jangan sampai, kelak nanti, saya yang ada disana. Duduk-duduk sambil melihat matahari dengan alasan kesehatan.

Setidaknya hari ini saya tahu tentang usia tua, bagaimana melakukan dan menghabiskannya untuk sebuah aktivitas. Ada yang mau juga menikmati mentari pagi disini. Sinar matahari pagi sangat baik, lho.

Salam blogger

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh