Gambar : Google
Mungkin saja ini biasa dan mungkin saja ini luar biasa. Tapi setidaknya, ini menarik untuk dipraktekkan juga bila memang Anda memiliki aktivitas yang kurang lebih sama. Cerita tentang seorang jurnalis ponsel yang menggunakan kreativitas ditengah media arus utama.
Inspirasi ini datang dari artikel yang dipublish print.kompascom, adalah Timothy "Tim" Pool, pria kelahiran Chicago, berumur 28 tahun yang ingin saya bahas disini. Ia hadir sebagai pembicara dalam acara Digital Journalism World 2015 di Singapura pada 11-12 Mei.
Memanfaatkan perangkat yang ada
Tim adalah pelopor mobile-first person journalism yang memanfaatkan telepon seluler untuk siaran langsung. Bila melihat videonya, aplikasi yang digunakan adalah Ustream. Saya pernah menggunakannya juga, tapi gagal memanfaatkannya dengan benar. Alasannya konsistensi.
Ini yang menarik dari TIM? Ia menggunakan gaya liputan secara langsung atau live dari lokasi kejadian. Tak punya alat canggih selain ponselnya asalkan ada jaringan internetnya (stabil).
"Saya tak memikirkan untuk mengunggah liputan saya ke laman web. Saya hanya melaporkannya melalui (berbagai kanal) media sosial," kata Tim dalam presentasinya di Digital Journalism World 2015.
Tim bahkan memanfaatkan teknologi seperti Google Glasses dan smartwatch. Ia juga dianggap telah melahirkan citizen video reporter.
Lewat liputan dari ponselnya, ia pernah mendapatkan 750.000 pengunjung unik dalam satu hari ketika meliput berbagai peristiwa penting, misalnya demo di Istanbul, juga di Brasil, dan yang paling melegenda adalah liputan langsung Occupy Wall Street di New York. Kerusuhan di Baltimore beberapa waktu lalu juga tak luput dari liputan Tim.
Menantang media arus utama
Saya suka artikel yang ditulis AMIR SODIKIN ini tentang kalimat 'menampar media arus utama. Ditulis disana tentang aktivitas Tim, yang hanya seorang diri dan dengan peralatan minimalis, dan tentu saja murah meriah, ia sanggup mengalahkan media besar dengan peralatan canggih dan didukung minimal lima orang.
Gabungan antara keluwesan pengguna gawai dan penggunaan media sosial yang efektif mampu melahirkan perspektif baru dalam liputan.
Ketika berangkat ke peristiwa Occupy Wal Street, ia memang bertekad untuk menampilkan perspektif lain dari protes itu yang tak didapatkan dari media arus utama.
Ternyata memang benar, apa yang ia lakukan telah memberi nuansa berbeda dibandingkan dengan media-media arus utama. Inovasi di bidang metodologi dan penggunaan teknologi di dalam jurnalisme telah diakui banyak pihak dan menghasilkan banyak pujian dan penghargaan.
Ia telah menerima berbagai penghargaan, misalnya The Media Messenger of Zuccotti Park dalam Time's Person of the Year 2011. Berlanjut pada 2012, dia dinobatkan dalam "Time's top 140 Twitter feeds", tahun 2012 juga masuk nominasi "Time 100 personality", dan pada 2013 mendapatkan "Best Journalist in Social Media Shorty Award".
...
Semakin menarik aja membaca artikel tersebut tentang Tim. Saya baru saja mengikuti kanalnya di youtube dan mengikuti akun twitternya juga. Saya mau tahu seperti apa aktivitas yang dilakukannya.
Sebenarnya, ada video dan artikel lanjutan tentang Tim yang tidak saya publish disini. Bila Anda masih penasaran, silahkan saja kunjungi website tersebut
DISINI.
Hey Tim, sebenarnya saya sudah melakukannya untuk melawan media arus utama. Sayangnya, konsistensi, teknologi dan jaringan terkadang membuat saya menjadi orang payah. Dan bahkan kini, semua orang sudah melakukannya.
Tapi semangat Anda tentu ini menarik untuk saya bagi disini. Karena, sebuah inspirasi membawa perasaan lebih termotivasi. Bahwa Anda diluar sana sudah melakukannya.
Salam blogger
Komentar
Posting Komentar