Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Ini Alat Tempur Saya Pada Saat Semarang Night Carnival 2015


Saya termasuk kategori blogger ribet dan jadoel. Lihat saja tas bawaan. Era dimana smartphone menjadi lebih memiliki kekuatan, seharusnya bawaan juga semakin dikit. Semisal tas slempang. Tunggu dulu, baca alasan saya dulu sebelum mencari pembenaran dibawah ini.

Minggu sore, 3 Mei 2015, di kota Lama. Gelaran Semarang Night Carnival kembali digelar dan tahun ini adalah tahun keempatnya mereka berjalan. Tema yang diusung adalah Semarak Semarang 2015. Banyak berbedanya kali ini dari tahun-tahun sebelumnya. Seperti pengambilan lokasi dan lainnya. Baca disini untuk melihat lebih banyak.

Beberapa kali gelaran ini berlangsung kerap ditemani cuaca yang kurang baik seperti hujan maupun gerimis. Belajar dari sana, saya memutuskan menggunakan peralatan seperti ini.

Ada tas ransel yang saya isi berbagai keperluan. Termasuk payung dan jas hujan. Oh iya, termasuk tongsis dan kamera digital. Ponsel yang saya bawa juga ada. Dua teman baru saya Zenfone 2 dan Liquid Jade menjadi alat yang paling sering digunakan.

Untuk sendal jepit, saya yakin medannya akan basah mengingat cuaca hari itu tidak bersahabat dari pagi hingga menjelang sore. Dan perkiraan itu betul.



Sedangkan kendaraan, saya masih percayakan dengan sepeda yang anti macet bila jalanan nantinya ditutup. Dan itu benar juga. Jam 5 sore, akses ke kantor pos (lokasi acara) Johar, resmi ditutup. Lalu lintas seketika macet.

Waktu terus berjalan dan posisi saya masih berjalan-jalan. sebelumnya saya bersama teman-teman EksploreSemarang, salah satu komunitas Instagram Semarang, yang janjian bertemu di depan gereja Blenduk. Setelah sampai acara, saya memutuskan berpisah untuk mengambil momen acara.

...

Untuk melihat review acara ini, Anda bisa melihatnya DISINI. Dan segini saja cerita saya untuk momen ini. Entahlah, apa yang orang lain pikirkan saat saya ada disana.

Yang jelas, saya sudah kalah kelas dengan wartawan dan komunitas fotographer buat acara ini. Maklum, saya selalu serba terbatas. Makanya pakai tongsis *LOL haha

Salam blogger


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun