Artikel ini saya ambil dari majalah Mix yang sudah saya review sebelumnya
di sini. Tujuannya menaruh di blog personal ini selain sebagai Generasi Millenials adalah sebagai bahan pengetahuan buat siapa saja yang sedang mempelajari generasi 'M' ini.
Istilah yang sering digunakan oleh orang-orang marketing terhadap kaum yang lahir dari tahun 1980 - 2000 ini memang menarik. Saya sudah beberapa memasukkan konten seperti ini di sini.
Generasi ini digambarkan akan mengubah wajah dunia seiring perkembangan teknologi. Bahkan diprediksi tahun 2020, generasi ini mencapai 50% - 60% dari total penduduk Indonesia.
Bila ini menggiurkan bagi pelaku bisnis dan pemasar, maka bagi saya, blogger, orang tua atau siapa pun juga ini jadi bahan pendidikan untuk mengetahui sifat-sifat mereka (GM) saat ini.
Data ini hasil kompilasi dari persentasi Dosen Fakultas Psikologi UI Ivan Sudjana M.Psi. dan Founder Brightspot Market dan The Goods Dept. Anton Wirjono tentang pada forum Ngobras dan presentasi Daniel Siswandi, Chief Strategy Officier J. Walter Thompson (JWT) Indonesia, seperti dikutip oleh situs Institut Komunikasi Indonesia Baru.
Berikut 5 dari 10 karakter yang ada berikut ini : (6-10 akan dilanjutkan di post berikutnya)
1. Melek Digital
Generasi Millenial adalah genersi yang sangat melek digital. Mereka adalah pengguna terbesar media sosial. Karena melek digital, generasi ini mudah mengekspresikan diri di akun media sosial mereka.
2. Konsumtif
Generasi Millenials tercatat konsumtif. Mereka menempatkan berbelanja, traveling, membeli tiket konser, dan film sebagai pioritas.
Menurut Ivan Sudjanan, sifat konsumtif ini terbentuk karena kemudahan mereka dalam menempatkan pinjaman melalui kartu kredit dan kemudahan berbelanja secara online.
Anton Wirjono menambahkan bahwa perilaku konsumtif generasi ini dipicu oleh media sosial yang menuntut mereka untuk selalu mengupdate dan mem-posting apa yang sudah mereka belanjakan pada akun media sosial mereka.
"Tingkat konsumtif mereka, bahkan melebihi penghasilan mereka setiap bulan. Dalam 1 bulan, mereka dapat membeli snicker," kata retail fashion The Goods Dept.
Anton menceritakan bagaimana generasi ini memperjuangkan sepatu Nike limited edition dari Kenya West yang hanya dijual 35 pasang. "Pada program itu, Generasi millenials yang berminat mencapai 1.200 orang!
Mereka memiliki kebanggaan tersendiri kalau bisa mendapatkan sesuatu yang tidak dipamerkan melalui akun media sosial mereka," lanjut Anton.
3. Saving untuk sesuatu yang diimpikan
Menurut Psikolog UI Ivan Sudjana, meski Generasi Millenials tergolong segmen konsumtif, mereka suka menabung juga. Jika generasi sebelumnya menabung untuk berjaga-jaga, dalam arti uang yang ditabung digunakan sebagai cadangan untuk semua keperluan yang tidak pasti atau tidak terduga di masa depan, maka generasi ini menabung untuk keperluan yang sudah pasti.
'Tipe menabung Generasi Millenial (GM) adalah easy come easy go. Jadi, mereka lebih mudah membelanjakan uang tabungan untuk membeli sesuatu yang ingin mereka miliki atau lakukan.
Contoh, tabungan mereka untuk anggaran traveling di akhir tahun atau untuk membeli produk yang mereka idam-idamkan setiap bulannya. Mereka cenderung tidak siap untuk tabungan masa depan. Tetapi positifnya, mereka tahu apa yang mereka mau, dan berusaha keras mewujudkannya,' jelas Ivan.
4. Knowledgeable
Generasi Millenials adalah generasi kritis yang memiliki keingintahuan tinggi. Dengan kemudahan mencari informasi lewat internet, maka mereka tahu betul apa yang mereka mau. Mereka akan mencari tahu terlebih dahulu informasi sebelum mereka melakukan pembelian.
5. Digital sebagai media komunikasi
GM lebih senang berlama-lama di media sosial dan digital. Oleh karena itu, menurut Anton, berkomunikasi dengan GM lebih efektif menggunakan media digital dan media sosial.
Namun, diingatkan, GM menuntut komunikasi di media sosial dan digital dengan cara-cara yang kreatif dan interaktif yang dapat melibatkan mereka.
Oleh karena itu, mereka menyukai konten kreatf yang sifatnya newness atau kekinian, coolness, dan otentik. "Bahkan, GM memilih menjadikan influencer sebagai 'Hero-nya'. Contohnya, influencer di media sosial Instagram," tegasnya.
Bersambung...
Sumber :
Majalah MIX edisi 23 Mei-17 Juni 2016
Artikel terkait :
BalasHapusYa, gitulah generasi milenial. Oiya, ngomongin milenial, ternyata mereka juga sering loh buat kesalahan yang pada akhirnya bikin mereka susah untuk kaya. Apa aja kesalahannya, temen-temen bisa cek di sini: peluang milenial jadi kaya