Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Saya Bukan Wanita, Tapi Pria


Ini kesekian kalinya saya dipanggil mbak lewat pesan singkat atau SMS. Mau gimana lagi, nama saya memang seperti nama wanita. Tapi saat menyertakan nama saya dari orang yang tidak dikenal, bukankah itu berarti ia sudah mencari tahu atau melihat foto saya dulu.

Saya langsung cepat-cepat menulis tentang kejadian hari ini. Buat saya ini menarik, kadang juga geli. Apalagi yang kirim pesan ingin mengajak kerjasama dengan dotsemarang untuk media partner acaranya.

Membual soal nama

Dari jaman sekolah dulu saat ditanya soal nama, saya selalu membual. Saya selalu bilang bahwa dulu orang tua saya menginginkan anak perempuan. Mereka sudah menyiapkan nama 'Asmara' mungkin pada saat itu.

Karena yang muncul adalah anak laki-laki, mereka merubahnya dengan mengganti huruf belakang dari 'A' menjadi 'i'. Dan jadilah Asmari seperti sekarang. Entah, mengapa juga tidak ada nama panjangnya.

Sudah-sudah, saya hanya membual saja alias bohong. Saya benar-benar nggak tahu mengapa saya diberi nama meski saya tahu saya lahir di malam jumat manis..hehe..

Berharap tidak terulang

Seperti mengharapkan es teh manis di siang hari, kenyataannya tidak manis seperti yang dibayangkan. Saya lupa minta gula dan biasanya es teh ini disebut teh tawar.

Saya hanya berharap kejadian ini tidak terulang meski pasti terulang karna sebuah nama. Semoga saat saya punya anak kelak, saya tidak salah memberi nama yang bakalan nasib anak saya seperti saya.

...

Mengibaratkan sebuah nama itu dalam dunia pemasaran seperti bilang, ini produk susu tapi karna namanya viagra, malah yang ada dikira obat kuat. Sungguh terlalu.

Meski begitu, saya tetap menghormati nama yang diberi orang tua saya ini. Selalu ada arti untuk sebuah nama dan harapan yang sangat tinggi untuk si anak.

Semoga orang tua di era sekarang tidak salah memberi nama.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh