Bulan puasa kali ini selain ditemani hujan yang sepertinya merata di seluruh Indonesia, hingga membuat banjir, masyarakat khususnya pecinta sepakbola juga ditemani pertandingan sepakbola antar negara.
Saya langsung berteriak kegirangan saat bola yang disundul pemain Irlandia masuk ke gawang Italia dan membuat negara ini punya cerita manis di kejuaraan kali ini. Momen umpan bola yang ditanduk seakan melambat, istilahnya slow motion, seperti membaca gerakan lawan dan itu auranya luar biasa.
Momen yang pantas dikenang
Saya berpikir bahwa momen bulan puasa ini harus ditulis. Pikiran saya sudah melayang jauh kedepan untuk beberapa tahun kemudian. Saya tidak ingin melupakan sejarah dan bagaimana keadaan puasa tahun ini.
Saya tau, momen puasa selalu menyulitkan saya. Dari yang coba-coba akhirnya menjadi kebiasaan buruk, apalagi mengingat usia yang tak pantas disebut muda lagi.
Lupakan, saya hanya ingin bercerita saja. Momen ini harus dikenang. Banyak kejutan dari negara-negara yang dianggap baru pertama kali mengikuti Euro 2016 di Perancis tiba-tiba mendadak superior. Mengingatkan saya pada klub
Leicester yang mendadak populer setelah menjuara Liga Inggris.
Diantara kejuaraan sepakbola antar negara, saya hanya tertarik pada kejuaraan di Benua Biru. Padahal, Benua Amerika juga menggelar kejuaraan antar negara di sana. Benua yang banyak melahirkan pemain Fantasista dengan decak kagum luar biasa.
Entahlah mengapa saya tidak tertarik meski ada sang raja (Messi). Ditambah negara yang biasanya saya suka, Brazil, sudah terlempar lebih cepat. Saya tidak suka dengan kondisi tersebut.
Seberapa banyak orang yang menonton sepakbola selama puasa?
Saya yakin, ini tidak dapat diukur. Terlebih buat saya yang tidak punya tim survei untuk mendapatkan informasi tersebut. Akan tetapi, beberapa teman linimasa saya pada berteriak kencang saat bola masuk ke gawang. Suara mereka memang tidak dapat saya dengar, namun kicauan mereka... anak kecil juga tahu.
...
Ketika saya belum dapat menjadi manusia sempurna selama puasa, saya tahu ini bukan salah sapa-sapa. Untunglah, kehadiran pertandingan sepakbola menutup rasa bersalah saya sejenak dan hujan mengademkan perasaan saya.
Tahun depan, kira-kira apa yang bakalan terjadi? Apakah waktu puasanya bertambah maju atau tetap di bulan seperti ini. Sungguh, yang saya pikirkan sekarang ini hanya otak saya untuk dikeluarkan.
Artikel terkait puasa :
Komentar
Posting Komentar