Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Blogger dan Zenfone 2

Tidak meyangka kalau Zenfone 2 ini menjadi teman baru saya sekarang. Hari ini, saya mau membawanya jalan-jalan. Persis seperti yang biasa saya lakukan sehari-hari. Bersepeda, memotret dan menulis. sedikit review saya menggunakan Zenfone 2.

Cuaca sangat cerah buat kota Semarang di hari kamis siang ini. Jadwal rutin pergi ke bioskop adalah aktivitas yang sulit dihindari. Dan kali ini adalah debut teman saya ini untuk membuktikan kemampuannya.

Kamera
Outdoor

Hanya orang setengah gila bersepeda disiang bolong. Apalagi di kota Semarang. Terik matahari benar-benar menjadi teman akrab tubuh ini beberapa tahun terakhir.

Jarak antara rumah dan gedung bioskop memang lumayan jaraknya. Bila diukur dengan waktu, ada sekitar 20-30 menit. Dalam perjalanan itu sering kali saya melihat baliho pengumuman.

Disinilah teman baru saya membuktikan kapasitas kamera utamanya. Dapat. Modus otomatis bahkan merekomendasikan tangan saya menyentuh efek HDR. Suatu efek yang membuat baliho yang tadinya gelap menjadi terang. Alhamdulillah, lolos juga tes pertama.

Gambar yang dihasilkan terbilang keren. Informasi baliho dapat terlihat semua. Saya jadi lebih mudah untuk mengeditnya nanti setelah pulang ke rumah.

Indoor

Setengah jam sebelum film dimulai, saya sudah tiba di bioskop yang terletak di Simpang Lima. Tepatnya di Mal Ciputra. Sejak beberapa bulan terakhir, bioskop yang suka tayangin film Indonesia ini merombak isi ruangannya. Hasilnya sekarang, wow keren.

Sambil nunggu teater dibuka, saya duduk menunggu di dalam bioskop. Iseng-iseng saya mencoba kamera ini. Hasilnya, sangat baik. Mengalahkan teman saya sebelumnya yang saya jagokan, Lumia 535.

Setelah pintu teater dibuka, saya mulai mencari tempat duduk favorit saya. Tempat duduk yang membuat rasa lega karena tidak ada gangguan bangku yang lebih tinggi dan pendingin ruangan yang sangat dingin.

Lihat hasil fotonya disini :  Ini Hasil Foto Zenfone 2

Disitulah saya mencoba mengambil gambar kembali. Dengan cahaya yang begitu minim, sanggupkah ponsel buatan ASUS ini bertahan. Dan taraa... luar biasa. Hasilnya mengalahkan kamera digital saya yang tidak mendapatkan hasil baik buat mengambil gambar dalam keadaan gelap.

Menulis

Alasan saya menonton tiap kamis salah satunya adalah mereview film Indonesia. Kebenaran kali ini saya menonton film Romeo dan Rinjani. Ulasannya sudah ada DISINI. Silahkan baca kalau tertarik.

Saya menuliskannya dengan aplikasi Evernote. Aplikasi kesukaan buat menyimpan setiap tulisan, baik ide maupun lainnya. Bila ditulis disana, tulisan kita tinggal buka diperangkat komputer di rumah. Semua serba terkoneksi.

Saat menulis ini, semua berjalan sangat lancar. Maklum, RAM dan prosesor yang gede benar-benar memberi kemudahan. Ditambah layar Full HD dan lapisan Gorillas Glass, membuat tangan ini nyaman mengetik tiap tombol virtual.

Karena aplikasi ini bisa terhubung ke internet, maka jaringan yang saya gunakan berjalan lancar juga, meski didalam teater bioskop. Untuk diketahui, jaringan internet ponsel ini sudah 4G meski kota Semarang masih 3G. Lumayan, memangkas keterbatasan tersebut.

...

Kini, saya kembali pulang setelah 80 menit film ini diputar. Dalam perjalanan pulang, saya masih tak segan untuk mengambil beberapa momen dengan kamera Zenfone 2.


Hari yang menyenangkan bersama teman yang mengerti kebutuhan seorang blogger seperti saya. Saya sangat puas sekali dengan performa yang ditunjukkan ponsel dengan tipe ini. Besok kemana lagi, yah?

Salam blogger

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh