Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Pada Dasarnya, Manusia Amat Mudah Untuk Latah dan Meniru


Internet benar-benar merubah prinsip hidup masyarakat. Karena paparan informasi yang ditaruh disana, semua orang melakukan hal yang sama. Tren dikit, gak butuh waktu lama dan pasti akan sama.


Saya sedang membaca majalah Mix edisi April 2015. Salah satu halamannya membahas tentang fenomena batu akik. Saya tertarik dengan kalimat berikut

"Hal ini terjadi karena pada dasarnya manusia amat mudah untuk latah, dan meniru perilaku kerumunan (herd behavior)."

Media sosial penyebabnya

Tentang soal latah, dicontohkan batu akik, perilaku latah konsumen sangat terpicu oleh tren media sosial dan internet yang dijadikan referensi digital bagi pembeli dan pedagang. Kata Harry Susianto Phd., Dosen dan Peneliti Perilaku Konsumen Universitas Indonesia.

Saya tidak bermaksud membawa tulisan dihalaman ini dengan batu akik. Maksud saya adalah yang kita kerjakan sekarang terkadang bisa sama dengan yang lain. Bukan sama saja, tapi lebih baik. (efek latah tadi).

Media sosial membuat seseorang berpikir lebih baik. Banyak referensi, motivasi dan inspirasi. Dan disanalah, orang-orang kreatif bermunculan meski pada ujungnya alias hasilanya sama saja.

Sempat kesal

Menjadi seseorang yang memiliki idealis terkadang saya kesal sendiri. Apa yang dibangun tiba-tiba ada yang mengikuti. Sudah punya pacar, eh pacar kita didekati. *gak nyambung :)

Saya berpikir lebih dalam tentang semua itu sebelum saya mendapatkan bacaan tentang latah seperti disebut diawal tulisan ini. sempat kesal sih, tapi mau gimana lagi. Ternyata ini sudah bawaan dari jaman dulu. Manusia banget.

Tantangan

Dengan hadirnya kesamaan ini membuat saya merasa ada saingan. Sisi positifnya, mereka menjadi rival dan ngajarin bagaimana menjadi lebih baik. Menantang pikiran untuk lebih terbuka lagi. Dan mengeluarkan kemampuan tidak terlihat yang pada akhirannya sifat kreatif kitalah yang membawa kita menuju tangga kesuksesan.


Bagaimana sisi negatifnya. Seperti yang saya sebut tadi. Pikiran kotor karna kesal, marah dan meremehkan menjadi penyakit buruk untuk seseorang yang merasa lemah. Apa ini! Ini bukan diri saya sebenarnya.

Mengapa saya jadi begini? Apakah mental saya lemah dan tidak mengetahui bahwa kemajuan seseorang harus melewati berbagai rintangan. Inilah jalan takdir yang harus dilewati.

...

Rasanya, saya sudah sangat lega setelah mengetahui prinsip dasar manusia yang suka latah dan meniru. Ternyata hal tersebut tidak dapat dipersalahkan. Itu bawaan, bro!

Ketika harus membangun sesuatu dan tiba-tiba ada yang sama, itu artinya mereka memperhatikan sepak terjang kita. Mereka benar-benar silent rider dan orang yang berusaha sekuat tenaga berusaha mengikuti kita.

Seharusnya kita bangga. Namun nyatanya kita malah sibuk ngurusin mereka. Soal inilah, itulah, dan membuang banyak tenaga dan waktu untuk sesuatu yang tak berguna.

Kunci untuk menghilangkan sikap ini adalah berpikir positif dan jadikan mereka sebagai teman belajar untuk mencapai sesuatu yang lebih baik lagi.

Salam blogger

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh