Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Jadi Mahasiswa, Harus Dekat Dengan Buku dan Majalah


Gambar : Google

Saya gerah sekali dengan kelakuan teman saya ini. Sebagai mahasiswa, hidupnya seolah tak ada beban. Nonton tv, liatin hp, tidur dan lainnya yang seolah-olah ia bukan mahasiswa yang punya obsesi dalam hidup. Apakah karena ada masa depan yang menjaminnya sehingga takdir mengisahkannya lagi seperti cerita masa lalu.

Di jaman serba canggih ini, mahasiswa benar-benar dimanjakan oleh teknologi informasi. Ragam informasi yang tinggal unduh lalu dibaca membuat sebagian dari tak susah mendapatkan informasi. Tapi menurut saya, mahasiswa haruslah memiliki kedekatan dengan buku dan majalah sesuai jurusan dan keinginannya tentang pekerjaan apa yang ingin digeluti.

Soal buku

Meski internet gudangnya informasi, buku tetaplah nomor satu. Indonesia yang termasuk bangsa besar berada diantara dua sisi. Ingin berbagi tapi juga ingin berbisnis.

Maksudnya begini, saat membuat hasil karya, ada sebagian orang yang mengatakan ingin berbagi. Tapi ujung-ujungnya banyak yang mencari mulai deh berubah bisnis.

Hasilnya, internet terkadang masih sangat terbatas untuk informasi yang spesifik. Nah dengan adanya buku yang dibaca, sedikit banyak kita mengetahui sesuatu yang tidak ada di Internet.

Adanya buku juga membuat diri kita lebih berbeda. Informasi yang diserap lebih spesifik ketimbang internet yang membutuhkan perangkat untuk mengaksesnya dan jaringan yang memberikannya.

Cobalah dari sekarang mulai mencari buku yang sesuai dengan mata kuliah, pengembangan psikologi, hobi dan pekerjaan yang berhubungan dengan kehidupan yang kita jalani. Dengan banyak membaca buku, dijamin deh cara pandang kita lebih berbeda tentang kehidupan dan masa depan.

Soal majalah

Saya mencontohkan diri tentang kesukaan saya yang berhubungan dengan dunia digital khususnya media sosial. Mau tak mau, saya selalu mencari hal baru yang bisa saya dapatkan dari sebuah majalah.

Di Internet, informasi ini sangat jarang. Misalkan ada pun sangat terbatas. Disinilah kelebihan yang bisa kita maksimalkan dan memandang jauh kedepan tentang apa yang kita inginkan.

Majalah bukan lagi sekedar bacaan yang menginspirasi, namun lebih dari itu memberi sugesti lain tentang cara pandang yang memperkaya informasi yang kita miliki. 

...

Perlu diingat, apa yang kita baca setiap hari adalah masa depan yang kita nanti. Bila ada mahasiswa yang jarang membaca itu bagi saya bisa jadi masalah.

Kecuali, mahasiswa tersebut sudah memiliki jaminan masa depan dan kuliah sebagai formalitas. Dan buku serta majalah banyak mengajarkan tentang sesuatu yang berbeda dari apa yang didapatkan dari bangku kuliah.

Salam blogger


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh