Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Jadi Mahasiswa, Harus Dekat Dengan Buku dan Majalah


Gambar : Google

Saya gerah sekali dengan kelakuan teman saya ini. Sebagai mahasiswa, hidupnya seolah tak ada beban. Nonton tv, liatin hp, tidur dan lainnya yang seolah-olah ia bukan mahasiswa yang punya obsesi dalam hidup. Apakah karena ada masa depan yang menjaminnya sehingga takdir mengisahkannya lagi seperti cerita masa lalu.

Di jaman serba canggih ini, mahasiswa benar-benar dimanjakan oleh teknologi informasi. Ragam informasi yang tinggal unduh lalu dibaca membuat sebagian dari tak susah mendapatkan informasi. Tapi menurut saya, mahasiswa haruslah memiliki kedekatan dengan buku dan majalah sesuai jurusan dan keinginannya tentang pekerjaan apa yang ingin digeluti.

Soal buku

Meski internet gudangnya informasi, buku tetaplah nomor satu. Indonesia yang termasuk bangsa besar berada diantara dua sisi. Ingin berbagi tapi juga ingin berbisnis.

Maksudnya begini, saat membuat hasil karya, ada sebagian orang yang mengatakan ingin berbagi. Tapi ujung-ujungnya banyak yang mencari mulai deh berubah bisnis.

Hasilnya, internet terkadang masih sangat terbatas untuk informasi yang spesifik. Nah dengan adanya buku yang dibaca, sedikit banyak kita mengetahui sesuatu yang tidak ada di Internet.

Adanya buku juga membuat diri kita lebih berbeda. Informasi yang diserap lebih spesifik ketimbang internet yang membutuhkan perangkat untuk mengaksesnya dan jaringan yang memberikannya.

Cobalah dari sekarang mulai mencari buku yang sesuai dengan mata kuliah, pengembangan psikologi, hobi dan pekerjaan yang berhubungan dengan kehidupan yang kita jalani. Dengan banyak membaca buku, dijamin deh cara pandang kita lebih berbeda tentang kehidupan dan masa depan.

Soal majalah

Saya mencontohkan diri tentang kesukaan saya yang berhubungan dengan dunia digital khususnya media sosial. Mau tak mau, saya selalu mencari hal baru yang bisa saya dapatkan dari sebuah majalah.

Di Internet, informasi ini sangat jarang. Misalkan ada pun sangat terbatas. Disinilah kelebihan yang bisa kita maksimalkan dan memandang jauh kedepan tentang apa yang kita inginkan.

Majalah bukan lagi sekedar bacaan yang menginspirasi, namun lebih dari itu memberi sugesti lain tentang cara pandang yang memperkaya informasi yang kita miliki. 

...

Perlu diingat, apa yang kita baca setiap hari adalah masa depan yang kita nanti. Bila ada mahasiswa yang jarang membaca itu bagi saya bisa jadi masalah.

Kecuali, mahasiswa tersebut sudah memiliki jaminan masa depan dan kuliah sebagai formalitas. Dan buku serta majalah banyak mengajarkan tentang sesuatu yang berbeda dari apa yang didapatkan dari bangku kuliah.

Salam blogger


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun

Blog Personal Itu Tempat Curhat