Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Tim Hore! Begitu Mereka Menyebutnya


Saya senang berada diantara mereka. Ramai dan ramai. Mereka datang dengan berbagai latar belakang. Bahkan, hanya saya saja pengangguran kelas bawah yang hanya mengandalkan kemampuan menulis. Sungguh, saya ingin bercerita tentang mereka. Dan mereka menyebutnya Tim Hore..

Malam ini, saya datang terlambat ke sebuah acara. Teman-teman yang biasa hadir karena acara khususnya undangan brand atau yang terkenal pasti ada disana. Tapi yang ini beda. Sekelompok kecil dan sebagian besar wanita membuat sofa sudut ruangan tampak ramai karena mereka.


Ya, itulah Tim Hore. Mereka semua begitu dekat sekarang. Jujur, saya dekat ini baru-baru saja. Mereka sangat ramai dan ceria dalam event ini. Maklum, mereka berlatar belakang pekerja yang banyak menyita waktu mereka.

Ada mba Atika dari museum Ranggawarsita, Mas Panda (maunya disebut demikian) yang bekerja disalah satu perusahaan telekomunikasi, mba Indah-seorang penggerak dari tim ini yang bekerja disalah satu hotel yang ada di Semarang dan mba Devi serta rekannya, wanita tangguh yang bekerja sebagai dosen dan paruh waktu bertraveling ria. Serta masih ada beberapa lainnya.

Suatu kebanggaan bisa diantara mereka dan bisa melihat pertemanan itu bertumbuh disana. Tidak menyangka saja, kegiatan yang sederhana seperti kopdar bisa mempererat mereka.


Sumber foto semua : twitter/Fandagri

 Apalagi yang bisa diceritakan dari mereka? Hmm.. entahlah. Yang jelas, tim hore ini selalu bersemangat dan ramai bila berkumpul. Apalagi saat selfie. Haha..

Salam blogger

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun