Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

2 Tahun Nggak Futsal, Sekali Main Langsung Ngos-ngosan


[Artikel 28#, kategori aktivitas] Minggu siang (12/2), di Spyder Stadium Futsal yang lokasinya dekat rumah, saya kembali bermain futsal setelah vakum cukup lama. Padahal waktu itu, saya tidak sengaja ingin bermain setelah sebelumnya akun Instagram Komunitas Futsal Semarang mengetag dotsemarang.

Malam sebelumnya. Seperti biasa melewatkan malam minggu tanpa rencana keluar dan hanya menghabiskan di kamar. Sebuah akun menarik perhatian saya yang menginformasikan bahwa jadwal besok siang bermain futsal di lokasi yang saya sebutin di atas.

Salah satu alasan saya tertarik adalah sisi bloger. Naluri saya berkata kalau komunitas futsal yang mengajak orang-orang bermain tanpa perlu daftar sebagai member itu menarik. Bagaimana cara kerjanya, antusiasnya dan cara menarik perhatian menggunakan Instagram sebagai promosi.

Saya masih belum berencana ikut ambil bagian dalam permainan, mengingat kondisi saya belum baik tanpa olahraga fisik yang mumpuni. Saya berencana melihat langsung saja dulu esok harinya.

Minggu siang dalam kondisi hujan. 

Setelah update seperti biasa pagi hari memanage akun dotsemarang, saya menghubungi kontak yang tertera di gambar promosi akun komunitas futsal tersebut. Alhamdulillah, responnya bagus. 


Dari percakapan kami, saya malah diajak dan jangan cuma dilihat saja pas datang nanti. Cari keringat dan nambah pertemanan, kata orang dibalik nomor Whatsapp yang saya hubungi.

Sebuah dorongan kecil tersebut membuat saya sedikit bersemangat. Mungkin coba saja meski fisik bakal terkuras habis. Saya berharap aktivitas rutin bersepeda hingga hari ini mampu menopang fisik saya untuk bermain.

Setelah mendapatkan sepatu futsal yang ada di rumah, saya mencari warteg yang ada di sekitar. Maklum, saya sangat jarang makan demi menghemat anggaran. Tapi buat kali ini memang sangat harus untuk makan agar isi perut tidak berantakan pada saat main. 

Saya bukan orang pertama yang sudah berada di lokasi meski jam menunjukkan belum waktunya. Ada beberapa orang dan saya masih enggan sok dekat sok kenal.

Perlahan, orang-orang berdatangan. Lebih dari 40 orang yang akan bermain. Saya hanya menyapa 1-2 orang karena saya pikir saya sedang mengamati saja.

Untuk ikut bermain, kita harus absen dan langsung bayar iuran 10 ribu per-anak. Cara mengatur semua orang yang akan bermain adalah pembagian 10 menit dengan memasukkan 10 orang sekaligus dan kemudian nanti diganti lagi dengan 10 pemain. Mungkin hanya kiper yang jarang diganti.

Beberapa orang yang ikut hadir memiliki alasan yang sama seperti saya yaitu tidak ada teman lagi yang bisa diajak atau mengajak bermain futsal. Dengan komunitas, kita hanya perlu datang dan nimbrung sekalian bayar di tempat.

Futsal dan komunitas memang sangat diperlukan bagi orang-orang yang merindukan bermain namun kekurangan pemain. Saya menyukai konsep ini yang memang diharapkan akan menjadi konten menarik di blog dotsemarang nantinya.


....

10 menit pertama bermain, saya tidak menyangka fisik saya benar-benar jatuh meski saya masih menjaga dengan bersepeda. 10 menit bagaikan fisik mau pingsan, ngos-ngosan. 

Saat merebahkan tubuh dan menutup wajah dengan handuk, seseorang disebelah saya bertanya tentang kondisi saya, "nggak papa, mas?"

"Habis fisik saya mas," kata saya.

Hujan yang menyertai permainan dengan 2 lapangan tersebut akhirnya saya selesaikan selama 2 x main atau 20 menit. Lama permainan yang lebih dari 2 jam, membuat saya khawatir dan akhirnya memutuskan pulang sebelum permainan semuanya usai.

Waktu adalah uang, dan saya juga sudah diambang batas fisik seorang pemain yang sudah lama tidak bermain futsal. Pertandingan menarik dan komunitas yang sangat membantu.

Tunggu review bagaimana komunitas futsal bisa mengajak kamu yang tidak kenal mereka bisa ikut bermain dan mendapatkan waktu istimewa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh