Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Ngeblog Tanpa Adsen


[Artikel 34#, kategori blog] Dunia blogging yang saya yakini dari dulu hingga sekarang begitu sederhana yaitu menulis dan berbagi. Jadi ketika ada pertanyaan tentang Adsen, saya bakal sulit menjawab. Karna memang saya tidak ahli di sana. Dan sebagai bloger tanpa adsen, saya akui sangat sulit mengatakan berapa penghasilan saya tiap bulan.

Akhirnya saya menulis ini sekarang. Seperti biasa, saya akan menulis ketika ada pertanyaan yang cukup menarik dan bermain dipikiran saya. Agar beban dipikiran tersebut bisa bebas, saya harus menjawabnya seperti ini sekarang.

Saya sudah mengenal Adsen, tapi bukan sebagai bloger

Tahun 2008 merupakan awal saya mulai serius disebut bloger dan berkenalan dengan Blogdetik. Beberapa tahun sebelumnya, saya memang sudah penasaran dengan Adsen tapi tak menganggap punya blog pada waktu itu disebut blogger.

Berbagai informasi yang saya dapatkan, baik dari Internet maupun buku, memang Adsen butuh sebuah platform agar bisa ditaruh di dalamnya. Karena blog sifatnya kurang lebih sama dengan website, satu-satunya pilihan dan apalagi gratis, blog akhirnya digunakan. Mereka yang tertarik dengan dunia ini dulu pikir saya adalah orang-orang yang disebut Internet marketing.

Menjadikan ngeblog sebagai profesi

Saya gagal menterjemahkan Adsen menjadi penghasilan bulanan saya yang disatu sisi banyak informasi yang menggiurkan tentang orang-orang yang berhasil melakukannya. Saya iri tapi hanya bisa lari dari kenyataan bahwa saya memang gagal di sana.

Setelah perjalanan panjang hingga sekarang, dunia blogging yang saya yakini masih sederhana. Jangan tanya betapa menderitanya saya saat membutuhkan koneksi Internet tapi tidak ada penghasilan yang masuk karena pikiran sederhana tersebut.

Jangan tanya betapa jengkelnya saya ketika banyak proposal masuk minta kerjasama hanya untuk memasang logo brand yang saya bangun bertahun-tahun, dotsemarang, di backdrop mereka tapi tak pernah memberi saya kemakmuran setidaknya bebas internet 1 bulan.

Dan jangan tanya juga bagaimana saya mendapatkan penghasilan sedangkan saya seolah hidup foya-foya mentraktir teman-teman, mengajak nonton mereka dan melakukan perjalanan tapi ujung-ujungnya saya masih pake domain gratisan.

Semua yang saya lakukan ini merupakan rasa yakin mewujudkan mimpi yang menganggap ngeblog bisa jadi profesi. Pelan tapi pasti, sekarang ngeblog bagi sebagian orang benar-benar sesuatu yang luar biasa. Mereka sangat bangga dengan sebutan bloger saat ini.

Ketika rasa bangga itu sudah terpatri dalam diri, maka jangan heran halaman blog saat ini dari sebagian bloger isinya banyak review iklan atau konten yang nggak nyambung dengan tujuan awal mereka membuat blog. Semua itu tidak salah, karena memang demikian mendapatkan penghasilan yang sangat mudah dari blog yang telah dibangun.

...

Maaf terlalu panjang saya berimprovisasi dengan perasaan untuk mengemas tulisan ini sedemikian rupa. Ya, intinya saya tidak menggunakan Adsen atau iklan yang berhubungan dengan klik-klik pada blog saya, khususnya dotsemarang atau blog ini.

Dan bagaimana saya mendapatkan penghasilan dari blog? Saya benar-benar tidak memiliki penghasilan dari blog. Semisal ada pun, biasanya dari media sosial semacam Instagram atau endorse. Bisa juga dari liputan atau kerja sama. Dan semua itu terkadang tidak tetap. Butuh waktu bertahan mendapatkan penghasilan.

Jadi jangan heran ketika ada acara di Semarang, satu-satunya bloger adalah saya diantara para wartawan atau jurnalis media online sekarang yang terus berkembang. Karena sesungguhnya bloger di era sekarang sangat jarang ditemukan kecuali ada undangan peliputan atau diendorse untuk mengkampanyekan di akun media sosial dan blog si pemiliknya.

Mau cari penghasilan dari Internet? Jangan jadi bloger, terutama seperti saya yang meyakini ngeblog begitu sederhana. Kamu harus benar-benar membeli domain sendiri dan fokus intinya. Karena sebutan bloger terkadang bisa menipu kamu.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh