[Artikel 37#, kategori Motivasi] Bulan Mei 2016, klub Leicester City menorehkan sejarah sebagai klub yang tak pernah merasakan juara Liga Inggris tiba-tiba menjadi juara untuk pertama kalinya. Dibalik kesuksesan klub tersebut, kita harus angkat topi terhadap sosok sang pelatih. Namun takdir bicara lain hari ini. Sang pelatih dipecat!
Menyedihkan memang dan bahkan saya ingin marah kalau bisa. Sejarah yang ditorehkan untuk klub yang notabene bukan klub besar selevel Manchester United, bisa menghancurkan banyak prediksi semua orang dalam dunia sepakbola. Ibaratnya kisah Cinderella yang menjadi kenyataan.
Hanya 9 bulan, mengutip situs sport.detik.com, Claudio Ranieri diberhentikan sebagai pelatih Jumat (24/2/2017) dinihari WIB. Keputusan pemecatan sendiri, lebih karena Leicester sebagai juara bertahan mengalami kemerosotan tajam. Bahkan posisinya berada di zona degradasi. Sebagai juara musim lalu, memang tak pantas mengalami hal seperti ini.
Belajar dari kisah ini
Meski ini menyedihkan, kita bisa belajar dari kisah pelatih Leicester Claudio Ranieri. Ia pasti tidak akan dilupakan dan bahkan akan dikenang selalu karena kesuksesannya. Jerih payah yang didapat, kemudian didapuk sebagai manager terbaik FIFA , tak lantas membawanya bisa tenang sebagai pelatih.
Seperti kata Mourinho, pelatih MU dalam akun Instagramnya, "Juara Inggris dan Manajer Terbaik FIFA. Dipecat. Begitulah sepakbola baru, Claudio. Tetap tersenyum, teman. Tidak ada yang bisa menghapus sejarah yang kau tulis."
"Kami tahu ini adalah bagian dari pekerjaan kami sebagai pelatih. Saat klub mengalami masalah, mereka tak bisa memecat 20 pemain. Dalam sepakbola, para pemain mendapat kredit ketika semuanya bagus tapi saat ada sesuatu yang buruk, satu-satunya yang bersalah adalah pelatih," Ancelotti (Pelatih Bayern Munchen).
Seberapa hebat seseorang, ia tak lebih dari manusia biasa setelah disanjung bak Dewa sebelumnya. Apapun prestasinya, bila tidak menjaga konsistensi dan memberikan gairah, maka ia harus menerima konsekuensinya.
Pedih memang, atau malah benar-benar sakit. Tapi demi kebaikan, terkadang ini juga harus dilakukan. Saya ingin melihat dari sudut pandang Presiden Leicester yang mungkin beranggapan bahwa klubnya adalah juara musim kemarin, masa harus terlempar ke Divisi lebih rendah dari sekarang.
Seperti kata Mourinho, meski dipecat, Claudio akan tetap menjadi sejarah dan tidak dilupakan. Dan sama seperti kita, jangan menganggap bahwa kehilangan berarti tidak mengingat jasa sebelumnya.
Inilah resiko yang harus dihadapi, kata Ancelotti. Dan sebagai manusia biasa yang bekerja secara profesional, kita harus menghormati keputusan bersama.
...
Hari ini saya belajar dari sosok luar biasa yang bisa dikatakan menghancurkan banyak prediksi orang banyak tentang sebuah hal sederhana kemudian menjadi luar biasa.
Kembali membumi, dan tetap sederhana, adalah gambaran yang ingin saya pelajari dari sini. Ya, jangan berpuas diri saat apa yang tidak pernah kita raih tiba-tiba diraih dengan sangat sempurna.
Bisa saja, itu hanya titipan sementara. Kalau kita tetap sombong dan tidak memberi dampak kembali, bersiaplah untuk menerima resiko. Ingat, mempertahankan lebih sulit ketimbang meraihnya.
Mari kembali bergairah dan saling memotivasi antar sesama. Bukan saling mencari alasan dan ingin dimengerti bahwa kami terluka.
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar