Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

#dotsCHAT : Program Baru dotsemarang Tahun 2017


[artikel 55#, kategori dotsemarang] Tahun ini, saya membuat program baru lagi yang berhubungan dengan dotsemarang. Program ini fokus pada penggunaan Twitter sebagai medianya. Hari minggu (5/2),  program ini sudah berjalan sukses meski saya sebenarnya sangat gugup. Seperti apa program ini?

dotsCHAT adalah program live Chat yang menggunakan Twitter sebagai medianya untuk menghubungkan dotsemarang dengan nara sumber yang dipilih. Sama seperti radio atau talkshow yang mengajak pembicaranya ngobrol secara interaktif. Hanya saja, live Chat membuat pembicaranya harus menjawab pertanyaan lewat Twitter.

Program ini tidak baru sebenarnya, mungkin sudah banyak dan bahkan sudah ada yang melakukannya. Saya menemukan ide ini dari luar yang tiba-tiba saja menarik menurut saya untuk diaplikasikan kepada dotsemarang. 

Bisa Online maupun offline

dotsCHAT Perdana saya melakukannya secara offline dengan bertemu pembicaranya langsung. Kebenaran, pembicara ini saya kenal baik dan ingin ngopi-ngopi dengan saya. Pas momennya, saya ajak deh di salah satu tempat nongkrong baru yang ada di Kota lama, Library Cafe John Dijkstra.

Kami melakukannya di sana. Hari itu saya juga dibantu rekan saya. Saya benar-benar gugup ketika harus memulainya. Padahal kalau bicara biasa, saya tak masalah.

Program ini sebenarnya bisa dilakukan dengan online tanpa harus bertemu. Semisalnya hujan, saya akan memulainya dari rumah masing-masing. Memang butuh koordinasi, dan itu bisa menurut saya.

Selain yang berhubungan dengan Semarang, program ini juga ingin saya jalankan ke peserta Liga Blogger Indonesia. Tentu ini akan online mengingat semua peserta berada di luar Semarang, bahkan ada yang di Sumatera.

Dalam waktu dekat ini, saya akan melakukannya. Semua butuh proses, dan ini menarik bagi saya. Semoga saja begitu bagi para pembicara yang ikut program dotsemarang ini.

Membangun konten

Salah satu  tujuan dari program ini adalah membangun konten dari percakapan yang disampaikan. Semisal temanya seperti yang tadi saya lakukan, perdana, tentang Instagram dan Semarang, maka ada beberapa pertanyaan yang bisa dijadikan post blog.

Selain itu, tujuan lainnya adalah membangun interaksi, promosi, kopi darat (yang ada di Semarang) dan berbagi. Banyak sekali tentunya manfaat yang bisa digali.

...

Tahun ini sepertinya adalah tahun tersibuk saya berhadapan dengan laptop dan gadget. Apalagi program Liga Blogger masih berjalan 6 bulan ke depan. 

Hadirnya dotsCHAT menurut saya bukanlah beban, tapi sebuah jalan baru yang belum dilalui disekitar saya. Karena keuntunganya cukup banyak, saya harap saya akan baik-baik saja ke depannya.

Terima kasih buat waktu berharga kalian yang nanti saya buat sibuk. Yang tertarik dengan program ini, silahkan search di timeline Twitter dengan tagar #dotsCHAT.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya