Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Tragedi Penyelamatan Buang Bola yang Berakhir Menghantam Tiang Gawang

[Artikel 159#, kategori futsal]  Saya benar-benar tidak ragu mengejar bola yang hanya beberapa langkah usai aksi tipu lawan yang memberi umpan ke rekannya. Gawang yang sudah kosong seharusnya tinggal disodor pelan agar bolanya masuk. Sayangnya, aksi heroik yang saya lakukan sukses menyapu bola dan memastikan tendangan lawan tersebut gagal.

Bruuukkkk.... lutut saya terhamtam tiang usai tubuh menyosor bola yang akan masuk ke dalam gawang. Andai saja ada kamera yang merekam, itu rasanya sangat keren. Sayangnya tidak ada.

Wajah saya tidak bisa dibohongi jika tubrukan tersebut membuat lutut saya sangat sakit. Saya hanya bisa meringis. Dalam hati, saya ingin tetap bermain lagi. Namun rupanya sudah sulit untuk diteruskan. 

Saya mengambil keputusan bagus untuk keluar dan minta diganti. Saya sangat khawatir jika terjadi apa-apa dengan tulang lutut kaki saya. Ini salah satu aset berharga, mending saya keluar lapangan dulu saja.

Memar dan lecet

Antara senang tapi juga menahan sakit, kondisi lutut saya esok harinya baru benar-benar terlihat parah dengan benjolan sekitar lutut yang menerjang tiang semalam.

Hanya lecet yang kulit-kulitnya seperti bekas luka. Bengkak sekitar sudah seperti prediksi rekan saya bahwa akan terlihat esok harinya.

Saya bersyukur bahwa itu hanya cedera ringan. Jadi tidak perlu sampai perawatan sampai rumah sakit. Saya memikirkan biaya dan bagaimana menanganinya kelak jika itu terjadi.

Tak ada perawatan khusus yang saya lakukan. Hanya mengoles balsem sekitar kulit yang lebam. Sedangkan kulitnya yang terlihat lecet saya usahakan tidak terkena air saja.

Jadi saat mandi, saya selalu melindunginya dengan plastik yang diikat dengan karet gelang. Saya punya pengalaman menggunakan cara tersebut.

...

Dalam 5 tahun belakangan sejak rutin futsal, mungkin ini adalah cedera yang parah. Oh ya, selain mendapatkan cedera di lutut, saya mengalami cedera di jari kaki bagian kanan. Itu adalah jari tengah.

Jari kaki tersebut bengkak karena 2 kali kena injak saat lawan saya seakan tidak sengaja bertindak. Saya tidak bisa berbuat apa-apa karena ini hanya futsal having fun.

Sial memang! Satu waktu dengan 2 cedera sekaligus.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya