Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

5 Bulan: Besar Pasak Daripada Tiang

[Artikel 8#, kategori Keuangan] Tidak terasa sudah dipenghujung akhir tahun 2024. Awal tahun yang menggembirakan mendadak berubah drastis menjadi kabar yang memilukan. Pukulan yang sangat kuat sampai tidak terkira, saya harap mengawali tahun 2025 ada jalan baru yang menyelamatkan hidup saya.

Semua orang mengalaminya, termasuk saya. Hanya saja saya tidak mengira itu begitu cepat terjadi dan membuat saya tanpa persiapan. Tidak ada pembicaraan atau peringatan, mengalir begitu saja. Saya yang selalu standby, dibuat goyang terombang-ambing. Nasib orang tidak ada yang tahu.

Besar pasak daripada tiang

Setelah melakukan hal ekstrim dengan cara menjual salah satu aset paling berharga, saya terlena. Manajemen keuangan yang sudah saya atur, mendadak runtuh begitu saja. Padahal saya punya rencana yang akan sedikit menyelamatkan perjalanan saya di tahun 2025, meski hanya beberapa bulan saja.

Saya sadar dengan apa yang dilakukan. Bahkan, berkali-kali berantem dengan kata hati untuk menunjukkan mana yang paling benar. 

Pelajaran hidup yang selama ini ditanamkan seharusnya membuat saya tangguh menghadapi realita kehidupan. Saya ibarat bajak laut yang mengarungi samudera luas. Saya kuat, berani dan pantang menyerah.

Karena merasa aman usai menjual aset, rupanya saya gagal menahan godaan. Berbagai situasi datang silih berganti yang tanpa sadar mengeluarkan sifat pribadi yang mengerikan. 

Bayangan hitam yang mencerminkan sisi buruk mengambil tubuh saya yang selama ini dipertahankan. Saya pasrah ketika perlahan-lahan aset yang saya jaga terpakai dengan sendirinya. Saya pun tetap menikmatinya seakan sudah menyatu dengan sisi gelap saya.

Bulan ke-5, ada kabar gembira yang menyenangkan. Beberapa penghasilan saya dapatkan. Namun harus dibayar dengan kenyataan. Saya harus mealokasikannya ke berbagai kepentingan dan tanpa sadar itu sudah ludes semua.

Desember, saya harus akui bahwa diri saya ibarat Besar Pasak Daripada Tiang. Penghasilan yang tak seberapa, kalah dengan pengeluaran yang luar biasa.

Apa yang saya harus lakukan? Keinginan menabung untuk hari tua terasa tidak mungkin. Keinginan menikah semakin gelap gambarannya dan harapan punya rumah sendiri, itu hanya angan-angan belaka.

...

Halo, saya di masa depan. Saat kamu kembali membaca ini, saya harap kamu sudah menjadi orang kaya. Bukan-bukan, setidaknya selamat dari jurang finansial yang dalam.

Kamu sudah berjuang meski jatuh bangun mengorbankan. Kamu memang egois, kadang menangis, kadang ceroboh. Saya harap kamu mengingat perjuangan ini.

Ayo ceritakan kepada dirimu yang sedang berjuang ini. Saya harap kamu, saya di masa depan, lebih baik lagi dari sekarang. Jika gagal, tidak apa-apa. Toh, tidak ada yang sempurna di muka bumi ini.

Bertahanlah jika bisa. Dan tegarlah! Masih banyak orang yang lebih buruk darimu saat ini.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh