Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Standar Kendaraan Untuk yang Berumah Tangga, Punya 1 Mobil dan 1 Motor

[Artikel 22#, kategori rumah tangga] Saya pikir standar ini hanya berlaku untuk kalangan tertentu saja, terutama yang umur pernikahannya kurang dari 10 tahun. Dan juga, ini akan berbeda tiap orang. Saya hanya membuatnya saja bagaimana saya melihatnya di sekitar.

Beberapa keluarga yang berada di sekitar memberi saya sugesti dan inspirasi untuk menulis ini. Keluarga yang saya maksud adalah orang-orang yang tinggal di sebuah perumahan dan seperti wajah dari tempat tinggal model begini.

1 mobil 1 motor

Paling terlihat adalah saat tetangga baru yang pindah beberapa bulan belakangan. Pria muda dengan anak bayi yang masih imut serta istri yang terlihat cantik menggambarkan rumah tangga yang bahagia.

Itu termasuk keluarga si bungsu yang tinggal bersama saya sekarang. Ia juga memiliki 1 mobil dan 1 motor. Dan tanpa sadar, saya mengamati sekitar. Eh, kok pada samaan.

Untuk motor, sudah pasti digunakan pak suami untuk bekerja. Sedangkan mobil digunakan untuk bersama-sama, apalagi sudah punya anak. Sulit membayangkan ketika keluarga besar yang terdiri pak suami dan istri serta anak yang masih kecil hanya menggunakan sepeda motor saat bepergian.

Jika masalahnya ekonomi, tentu akan melihat rumah tangga di masa lalu. Namun di era sekarang, rasanya wajar memiliki standar seperti ini, 1 mobil dan 1 motor.

Mobilnya juga tidak perlu ukuran besar, yang penting enak dipandang dan hemat. Maklum, pengeluaran rumah tangga saja rasanya sudah berat. Ditambah urusan bensin dan perawatan kendaraan makin berat.

Kecuali memang pekerjaannya di atas UMR standar kota. Mungkin standar kebutuhan orang-orang berbeda, sulit menyamaratakan. Saya melihatnya dari persepektif diri saya sendiri.

Standar kendaraan ini juga tidak berlaku buat keluarga yang anak-anaknya sudah menjadi pelajar hingga mahasiswa. Maklum, orang tuanya akan membelikan kendaraan masing-masing buat anak-anak mereka. Jadi tidak heran, ada lebih dari 1 mobil dan 1 motor di rumah mereka.

Mari saya garis bawahi saja jika standar ini untuk rumah tangga muda dengan anak-anak yang masih imut-imut. Paling besar mungkin anak mereka duduk di bangku Sekolah Dasar. Apakah kendaraan listrik bisa jadi alternatif di masa depan dengan tren ini?

📷 Gambar ilustrasi : GIIAS Semarang 2024

...

Standar ini tidak baku, dan mungkin ambigu. Standar yang saya buat ini mungkin akan saya pakai kelak jika berumah tangga di masa depan. Entah, kapan!

Saya memikirkan kriteria seperti apa calon istri saya di saat saya sendiri lebih menyukai aktivitas di rumah ketimbang bekerja ke luar rumah. Istri yang aktif dan bekerja?

Sulit untuk menemukan kriteria seperti ini rasanya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya