Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Dibalik Kolom Readers' Voice Majalah Marketing Edisi Juni 2015



Ada yang menarik dari majalah Marketing edisi Juni 2015. Sebuah halaman yang dikasih judul 'Readers Voice' ternyata mencantumkan pertanyaan yang pernah saya kirimkan lewat email. Meski ini biasa bagi sebagian orang, entahlah saya cukup senang atas apresiasi yang diberikan. Sedikit cerita dibalik kolom tersebut.

Setiap bulan Majalah Marketing memang jadi bacaan rutin. Kontennya update dan pembahasan yang banyak dibutuhkan oleh jenis orang seperti saya yang suka berselancar di dunia maya.

Mei 2015, salah satu kontennya yang berhubungan dengan film, bisa dilihat dari gambar diatas, sangat menarik untuk saya taruh di website dotsemarang. Dotsemarang sendiri memang memiliki konten Film Indonesia atau yang disebut Kofindo. Sepertinya ini sangat cocok sekali. Khususnya geliat perfilman bangsa ini yang mendengungkan cinta tapi tak membaca perkembangan pasar.

Jadilah konten ini masuk ke dalam halaman disini. Silahkan dibuka bila tertarik untuk mengetahui seperti apa kontennya. Dibalik itu semua saya membutuhkan waktu beberapa hari agar mendapat tanggapan setelah mengirim email.

Peraturan tegas tentang pengcopyan dalam bentuk apapun menjadi masalah besar bagi seorang blogger yang tidak memiliki lisensi resmi untuk sebuah media. Tak memiliki badan hukum dan dibayangin sanksi yang banyak terjadi terkadang semacam cermin yang mematikan.

Akhirnya saya memutuskan mengirim email dan menunggu respon dari empunya. Dan alhamdulillah, berkat balasan email tersebut saya bisa menaruhnya. Saya waktu itu hanya memikirkan bahwa konten ini memiliki dampak positif dan saya tidak berpikir sebuah keuntungan tentunya.

Terimakasih sekali lagi. Dengan ini, saya dan sebagian masyarakat yang ingin mengutip konten-konten inspirasi dari majalah bisa mengetahui prosedurnya dan setidaknya bila tidak ingin mengirimkan email, jangan lupa mencantumkan sumber utama.

Salam blogger

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh